Penentuan visi-misi dan tujuan ini harus berdasarkan kebutuhan masyarakat. Hal ini disampaikan oleh ketua Prodi Peternakan Maria Tarsisia Luju, S.Pt.,M.Pt.
“Kami menyelenggarakan lokakarya ini sebagai wadah untuk menampung berbagai fakta, informasi, dan rekomendasi masyarakat terkait pembangunan sektor pertanian. Semua ini akan menjadi dasar bagi kami untuk merumuskan visi-misi dan tujuan prodi peternakan. Prodi ini harus dijalankan berdasarkan kebutuhan dan harapan masyarakat di sektor peternakan, sehingga benar-benar menjadi prodi yang relevan, kontekstual dan solutif.”
Lokakarya yang dilaksanakan di Aula lt.5 Gedung Utama Timur (GUT) ini dihadiri oleh perwakilan dinas peternakan dari tiga kabupaten (Manggarai Barat, Manggarai, dan Manggarai Timur), praktisi peternakan, LSM, serta utusan dari beberapa SMK Peternakan yang ada di tiga kabupaten (Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur).
Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini yakni Prof. Dr.Ir. Sucik Maylinda, MS (guru besar peternakan pada Universitas Brawijaya Malan), drh. Theresia P. Asmon (pemerhati pemerhati sektor peternakan yang juga merupakan mantan Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan kabupaten Manggarai Barat), dan Ir. Victor Selamet, MM (CEO PT. Rembu Tedeng)
Dalam pemaparan materinya, Prof. Dr.Ir. Sucik Maylinda, MS., mengingatkan pentingnya visi-misi dan tujuan prodi yang harus dapat diterjemahkan dalam kurikulum program studi. ia menyinggung bahwa saat ini kurikulum harus berbasis OBE (outcome Based Education). Penyelenggaraan lokakarya ini harus menjadi kesempatan untuk mengidentifikasi kebutuhan tenaga terampil bidang peternakan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kurikulum harus disusun sehingga mengarah pada lulusan yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat.
drh. Theresia P. Asmon, berdasarkan pengalamannya memimpin Dinas Peternakan dan kesehatan Hewan Manggarai Barat, menguraikan beberapa persoalan sektor peternakan, seperti produksi ternak yang cenderung menurun, persoalan pada pemasaran, hingga standardisasi produk peternakan yang dapat menjangkau kebutuhan pasar pariwisata super premium Labuan Bajo. Sementara itu, Ir. Victor Selamet, MM menyoroti potensi-potensi serta persoalan peternakan di wilayah NTT dan Manggarai Raya pada umumnya.
Selain pemaparan materi para narasumber, lokakarya ini juga dilaksanakan dalam diskusi-diskusi kelompok terpumpun yang pada dasarnya ingin menghimpun informasi spesifik dari peserta tentang karakteristik yang harus dibentuk pada prodi peternakan Unika Santu Paulus Ruteng.
Menurut ketua pelaksana Lokakarya, Hendrikus D, Tukan, S.Pt.,M.Pt., kegiatan ini akan ditindaklanjuti dengan perumusan visi, misi, tujuan dan strategi prodi peternakan yang akan dilaksanakan oleh satu tim khusus. Rumusan yang akan dihasilkan kemudian disosialisasikan kepada semua komponen baik internal maupun eksternal kampus, termasuk kepada semua peserta yang hadir saat ini.
Salah satu peserta yang hadir, Ambrosius Roni, A.Md, menaruh harapan agar prodi peternakan dapat menjadi prodi yang memberikan dampak positif dan nyata bagi perkembangan sektor peternakan di Manggarai Raya. Pria yang konsen dengan kelompok ternak kambing di Bea Muring, Manggarai Timur bersedia menjadi mitra prodi peternakan untuk menjadikan lokasi usahanya sebagai tempat praktek bagi mahasiswa peternakan di kemudian hari.
(Rizki Bollyn/SBN)