wrapper

Breaking News

Friday, 03 Dec 2021

Naik Turunnya Usaha Bengkel Las dan Bubut di Tengah Pandemi Covid-19

Ditulis Oleh 
Rate this item
(5 votes)
Istimewa

--------------------

INBISNIS.ID, DENPASAR - Gemerlapnya dunia pariwisata di Bali yang terkenal sampai ke mancanegara ternyata menarik perhatian Rasidi Munasi pria asal Palembang untuk datang ke Bali pada tahun 2004. Tanpa mengenal siapapun ia datang ke Bali dan bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Setelah dua tahun berpindah-pindah tempat kerja akhirnya pada tahun 2006 ia menemukan tempat kerja yang dirasakan cocok dengan minat dan bakatnya di salah satu bengkel Las dan Bubut yang cukup terkenal saat itu di Jalan Imam Bonjol Denpasar.

“Selama dua tahun pertama di Bali kerjanya pindah-pindah dan tinggalnya pun tidak tetap karena sambil mencari pekerjaan yang cocok, sampai saya pernah harus pulang pergi juga ke Palembang”, tutur Munasi kepada INBISNIS.ID, Kamis (2/12).

Setelah menemukan pekerjaan yang dirasakan sangat cocok dengan dirinya, ia meyakinkan dirinya untuk fokus dan benar-benar serius mempelajari semua teknik dan ketrampilan yang ada di bengkel las dan bubut tersebut. Selama hampir sepuluh tahun bekerja dengan serius di bengkel tersebut akhirnya ia dapat menguasai operasional mesin-mesin yang ada serta semua teknik yang berhubungan dengan las dan bubut.

“Butuh kesabaran dan perjuangan yang tidak mudah, hampir kira-kira sepuluh tahun saya belajar semua sampai benar-benar mahir, pernah diperintah sana sini asalkan bisa belajar,” kata Munasi.

Munasi menceritakan, tahun 2015 ia memutuskan mengundurkan diri dari perusahaan tempat ia bekerja untuk memulai usaha bengkel las dan bubut. Sungguh bukan hal yang mudah untuk memulai usaha dengan modal minim, butuh waktu yang agak lama untuk mencari mesin dengan harga murah. Setelah beberapa lama akhirnya ada seorang temannya menjual peralatan mesin bengkel yang siap pakai di Jalan Pulau Galang Denpasar namun bisa dibayar dengan mencicil.

“Sebenarnya sudah lama mau buka usaha sendiri cuma kendala modalnya yang kurang cukup, kita kan cari mesin yang harganya murah, tempatnya juga cari yang murah. Dua bulan saya keliling baru bisa ketemu, syukurlah ada teman yang menawarkan dengan harga murah dan bisa dicicil,” tutur Munasi.

Dibantu dua orang karyawan selain menerima las dan bubut, ia juga menerima pekerjaan custom motor dan perbaikan semua jenis mesin serta perlengkapan dapur.

Berkat keterampilan dan keramahannya melayani pelanggan ia bisa menghasilkan pemasukan sampai 10 juta per bulan dari pelanggannya yang bukan saja di Denpasar dan Badung namun bahkan ada juga yang datang dari Jembrana.

“Hampir dua tahun di Pulau Galang saya bisa dapat sampai 10 juta per bulan, tapi selama Pandemi Covid-19 ini paling banyak cuma dapat 5 juta per bulan, cukuplah buat bayar uang sekolah anak,” tandas Munasi, Kamis (2/12).

Karena naiknya harga sewa ruko, bengkel las dan bubut yang sudah mulai ramai dan makin banyak pelanggan terpaksa harus pindah ke Jalan Raya Pemogan Gang Padi Denpasar dengan nama Dua Putra Bengkel Reparasi Las / Bubut.

“Awal pindah ke Pemogan sempat sepi beberapa bulan karena namanya pindah tempat itu sama seperti mulai baru lagi, gak ada order yang masuk namun kita ya sabar aja berkat informasi dari teman-teman, info dari mulut ke mulut akhirnya pelan-pelan mulai ramai lagi,” jelas Munasi.

“Rencananya saya mau nambah mesin dengan kapasitas lebih besar karena mesin yang ada sekarang tidak cukup, kalau ada orderan yang ukurannya besar gak bisa masuk jadi terpaksa harus kirim ke bengkel yang lain. Sebenarnya masih banyak kurangnya termasuk las argon,” tutup Munasi.

(Herman Yosef Subu Sadipun/Redaksi)

Dibaca 307 Kali

INBISNIS dibangun dalam rangka mendukung dunia usaha dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa Indonesia dan seluruh warga dunia.

Ikuti Kami