Dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar membuat tempat-tempat cukur rambut atau barbershop tumbuh subur di berbagai kota di tanah air yang membuat profesi ini menjadi sangat menjanjikan bagi sebagian orang seperti membuat profesi barbershop naik level.
"Waktu itu tahun 2002 memang sudah ada banyak yang buka tempat cukur di Bali dan lokasinya di jalur-jalur yang cukup ramai tapi saya coba-coba buka di sini, saat itu masih sepi belum ramai kayak sekarang”, kata Cak Slamet di Barbershop miliknya Maduratna di Jalan Tukad Pakerisan - Denpasar Selasa (7/12).
Pria asal Pulau Madura ini memperoleh keterampilan mencukur rambut secara otodidak seperti kebanyakan rekannya sedaerah tanpa melalui kursus atau pelatihan, dengan mematok harga 20 Ribu per kepala untuk dewasa dan 15 Ribu untuk anak-anak tempat cukur ini buka setiap dari pukul 09.00 - 21.00 Wita.
Cak Slamet menambahkan, waktu itu di Tukad Pakerisan masih sepi belum banyak yang tinggal atau banyak ruko seperti sekarang ini lalu tempat cukur saya pun nggak langsung ramai peminat malah sempat tutup juga. Makanya kalau ada yang bilang jadi Tukang Cukur (Barbershop) itu aji mumpung saya tidak setuju karena memang tidak mudah untuk memulai, sesuai pengalaman saya dalam usaha barbershop bukan hanya dinilai dari tempat, tapi dari keterampilan dan pelayanan kita.
Seorang tukang cukur rambut selain harus mempunyai skill dan pengetahuan, mereka juga harus tetap mengasah kemampuan selama bekerja atau dengan mengikuti pelatihan agar keahliannya makin bertambah.
"Meskipun sekarang lebih mudah jika mau belajar karena sudah ada tempat kursus atau pelatihan singkat yang disediakan bagi mereka yang berminat namun banyak juga teman atau saudara latihan di sini intinya mau belajar. Sampai sekarang saya aja masih tetap belajar agar bisa mengikuti perkembangan trend rambut terbaru”, lanjut Cak Slamet kepada INBISNIS.ID
Di tempat terpisah, Fajrin menilai cukur rambut sudah menjadi bagian gaya hidup (Lifestyle) dalam kehidupan masyarakat yang tak hanya di kota-kota besar tapi juga di daerah.
"Selain gaya hidup dan menjadi sumber penghasilan yang cukup menjanjikan, mencukur rambut juga untuk mendukung penampilan agar terlihat lebih rapi oleh karena itu sekarang banyak bermunculan barbershop dengan service yang berbeda-beda dan unik", kata Fajrin pemilik pangkas rambut Hoky Barbershop di Jalan Tukad Oos - Renon Denpasar kepada INBISNIS.ID, Selasa (7/12).
Lelaki kelahiran Jember ini belajar mencukur rambut secara otodidak, sejak 2008 silam ia sudah mencukur rambut tapi hanya kalangan terbatas, terutama teman-temannya. Ia yang juga sempat menjadi tukang cukur rambut keliling lambat laun makin banyak orang yang berminat mencukur rambut kepadanya.
"Sejak 2010 saya nekat membuka barbershop meski belajar mencukur rambut secara otodidak dari satu tempat pangkas rambut ke tempat pangkas rambut yang lain sampai benar-benar mahir. Selama sepuluh tahun sempat beberapa kali pindah lokasi karena harga kontrak yang terus naik akhirnya sekarang ngontrak di sini”, jelas Fajrin.
Lebih lanjut Fajrin menuturkan, sekarang banyak saingan jadi kita harus pintar-pintar melayani pelanggan, saya sampai pernah menyediakan minuman gratis dan WiFi gratis bagi pelanggan yang antri biar tidak bosan, tapi karena Pandemi Covid-19 jadi sementara saya gak ada service lebih buat pelanggan, selain fasilitas tempat ber AC saja.
”Waktu awal Pandemi Covid-19 memang sepi banget karena PPKM tapi sekarang Insya Allah sudah mulai normal kembali, semoga kondisi yang baik ini bisa berlanjut terus”, tutup Fajrin.
(Herman Yosef Subu Sadipun/Redaksi)