Kegiatan yang bertajuk “Kolaborasi Pementasan Sastra” diisi dengan berbagai pementasan, antara lain musikalisasi puisi, dramatisasi lagu, dramatisasi puisi, tarian, drama monolog, puisi berantai, dan berbagai kreasi dari para mahasiswa dan siswa.
Dalam sambutan, Kepala Sekolah SMAK Pancasila Borong, Romo Hermen Sanusi mengatakan, Negara Indonesia mencanangkan gerakan literasi di setiap sekolah melalui program kementerian pendidikan. Gerakan ini guna meningkatkan kemampuan siswa/i dalam dunia literasi dan juga mengembangkan potensi-potensi dalam diri siswa/i itu sendiri.
"Indonesia telah mencanangkan gerakan literasi sekolah. Program ini penting karena karena literasi di negara kita saat ini menempati urutan kedua dari terakhir yakni urutan ke- 61 dari 62 negara,” jelas Alumnus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu.
Herman menambahkan, perwujudan literasi sastra dalam kehidupan manusia ini menjadi penting. Kegiatan literasi sangat penting dan bukan hanya untuk kaum pelajar, dan tenaga pendidik, juga untuk masyarakat luas. Misalnya, literasi membaca dapat memanusiakan diri sendiri. Membaca juga menegaskan kemanusiaan kita.
"Maka kegiatan literasi pada hari ini memberi makna baru khususnya kepada diri kita sendiri,” ujarnya.
Kesempatan yang sama, Bernardus T. Beding, Koordinator UKM Literasi Sastra Unika Santu Paulus Ruteng, sekaligus Dosen Pembimbing Akademik Kelas 2021C Prodi PBSI dalam sambutannya, beliau mengutip ujaran Pramoedya Ananta Toer.
"Kehadiran kami di SMAK Pancasila Borong untuk membuktikan kritikan Pramoedya Ananta Toer, ‘Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian hanya tinggal hewan yang berakal budi’. Kami mahasiswa Unika Santu Paulus Ruteng, khususnya Prodi PBSI datang untuk membuktikan bahwa kami bukanlah hewan yang berakal budi tersebut,” tutur Bernadus.
Dikatakan Bernadus, kolaborasi pementasan sastra merupakan salah satu jalan memanusiakan manusia lewat sastra.
“Sastra hadir dan karya-karyanya lahir di Unika Santu Paulus Ruteng sebagai ruang intelektual merupakan sumbangsih penting dalam membentuk karakter dan memperhalus jiwa, sekaligus ketajaman dalam bernalar. Prodi PBSI menjadi rumah sekaligus ruang berkreasi. Karena itu, mahasiswa PBSI Unika Santu Paulus Ruteng dibimbing dan dilatih untuk mampu berkreasi dan berinovasi. Salah satunya melalui sastra. Karena dari sastra orang mendapatkan banyak hal dan sastra juga bagian dari ekspresi,” ungkapnya.
Harapan dosen PBSI itu, konteks untuk hari ini bagian dari kegiatan ekstrakulikuler atau yang formalnya itu studi Tour. Setiap kegiatan harus ada feedback-nya. UKM dengan pelbagai program termasuk kegiatan ekstrakulikuler lainnya, kata dia, harus dimanfaatkan benar oleh mahasiswa untuk mengembangkan potensi-potensi mereka. Karena dari sastra seseorang mendapatkan banyak hal.
Bernardus T. Beding, M.Pd. juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Civitas Akademica SMAK Pancasila Borong sehingga kegiatan kolaborasi sastra ini berjalan lancar.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada SMAK Pancasila Borong atas kesempatan yang berharga ini. Semoga ke depannya kolaborasi terus lakukan,” ungkapnya.
Di akhir sambutannya, Pa Berno memberi ilustrasi keberadaan karya sastra bahwa jika seorang pria menyukai seorang perempuan, maka tiga hal yang dilakukan, yakni mencintai perempuan itu, ikut sedih bersama dia, dan yang terakhir menjadikan perempuan itu sebagai karya sastra.
Romo Herman Sanusi dalam wawancaranya, mengatakan apa yang dilakukan hari ini merupakan perwujudan konkret dari literasi sekolah yang sedang dicanangkan pemerintah saat ini. Literasi ini harus dikolaborasikan, tidak bisa dilakukan hanya oleh siswa sendiri atau individu sendiri.
"Ketika kita membaca buku, kita sedang berkolaborasi dengan penulis. Yang kita lakukan sekarang merupakan kolaborasi lintas sekolah dan lintas kampus" terangnya.
Kampus menganimasikan kami di sini juga untuk menyiapkan diri untuk gerakan literasi itu. Lebih lanjut beliau, mengatakan Ibarat sebuah helikopter, ketika ingin mendarat, dia harus punya landasan, jadi di sini yang kita sebut sebagai landasan. Gerakan literasi bukan cuma program pemerintah, tetapi gerakan bersama bangsa Indonesia terutama dunia sekolah.
Lebih lanjut dia mengatakan, kegiatan kolaborasi hari ini memiliki kerja sama yang baik, siswa dan mahasiswa sudah mampu memperlihatkan diri mereka. Siswa atau pun mahasiswa kalau dibimbing dalam hal literasi, mereka bisa mengatualisasi diri mereka. Tanpa kegiatan ini, saya yakin literasi hanya sebuah slogan atau hanya sebuah ide. Kegiatan ini memberi kesan bahwa memang literasi merupakan sesuatu yang hidup, sesuatu yang betul-betul harus kita kembangkan di sekolah dan juga di kampus.
Di lain pihak, Bapak Yohanes Albertus Manti (Berto) selaku guru seni mengatakan kegiatan kolaborasi hari ini merupakan kegiatan yang memberikan motivasi untuk SMAK Pancasila Borong karena beliau melihat ada banyak hal yang diberikan oleh Unika St Paulus, khususnya juras PBSI yang memberikan pelajaran khususnya dalam bidang sastra. Peningkatan sastra selama ini puisi berantai, monolog, dan lain sebagainya belum dikembangkan dengan baik dikarenakan kepadatan kurikulum.
"Kurikulum 2013 sangat membutuhkan penilaian literasi. Jadi kami bersyukur tadi banyaj wali kelas yang duduk di antara para siswa dan mahasiswa untuk melihat bagaimana keaktifan mahasiswa dalam mendengar literasi, poin-poin penting dalam lieterasi untuk pemberian nilai pada ujian akhir sekolah," jelasnya.
Ternyata perpaduan antara literasi sastra, puisi dan lain sebagainya dengan tarian cukup bagus untuk peningkatan seni kedepannya. Itu meruapakn keuntungan bagi saya. Hadir dalam kegiatan kolabirasi pementasan sastra, para guru, tenaga pendidikan, dan seluruh siswa dan siswi SMAK Pancasila Borong. Sementara dari Prodi PBSI Unika Santu Paulus Ruteng diwakili anggota UKM Literasi Sastra dan mahasiswa PBSI 2021 C yang dibimbing oleh Bernardus T. beding, M.Pd.
(Hendratias Iren/Redaksi)