Tentu saja, semua orang tidak bisa memungkiri betapa besar peranan seorang ibu dalam keluarga. Ibu adalah sosok hebat. Ia bisa menjadi apa saja di dalam sebuah keluarga. Peran ibu di dalam keluarga memang luar biasa. Ia dapat mengayomi, mendidik, dan mengajarkan berbagai hal kepada anak-anaknya.
Kali ini, INBISNIS.ID mencoba merangkum komentar dari dua Kepala Dinas (Kadis) Pemberdayaan, Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Provinsi Malut, Musyrifah Alhadar dan Kadis P3A, Kota Ternate, Marjonie Saidah Amal.
Kepada awak INBISNIS.ID, Musyrifah kadis yang sering disapa Ivo ini ketika diminta komentarnya tentang sosok seorang ibu, dia mengatakan bahwa seorang ibu tidak akan pernah meminta imbalan atas segala hal baik yg telah diberikan kepada anak-anaknya dan memang tidak akan ada hal yang bisa membalas segala yang ibu lakukan untuk kita semua.
Untuk itu, lanjut ivo, selaku anak apabila kita akan melakukan sesuatu ingat selalu pengorbanan yang telah ibu lakukan untuk kita. Jangan buat dia cemas, jangan membuat dia bingung, jangan membuat dia menangis dan sebisa mungkin buat dia bangga akan kita, buat dia tersenyum atas apa yg kita lakukan, buat dia terharu atas prestasi kita dan buat dia mengeluarkan air mata bahagia atas segala hal yang kita lakukan.
"Ingat selalu setiap tetesan air mata bahagia seorang ibu adalah ladang pahala bagi kita sebagai anak”, tutur Musyrifah.
Sekarang ini banyak orangtua, dalam hal ini seorang ibu yang meniti karier di luar rumah, sehingga terkadang urusan rumah tangga dinomor duakan, hal ini ditanggapi Musyrifah bahwa pandangan ini keliru, seorang ibu adalah tetap ibu, urusan keluarga adalah nomor satu, terlepas apakah dia berprofesi sebagai eksekutif, menurutnya tanggungjawab utama adalah mengatur segala kebutuhan rumah tangga.
Jika ayah memiliki peran keluarga sebagai pencari nafkah, ibu bertugas mengelola keuangan keluarga. Dengan kata lain, ibu bisa menjadi manajer yang handal untuk mengatur segala kebutuhan anak-anak, suami, maupun dirinya sendiri.
Sementaraitu, secara terpisah Kadis P3A Kota Ternate, Marjonie Saidah Amal, ketika diminta komentar yang sama mengatakan bahwa peran sebagai ibu bukanlah hal yg sederhana. Karena dibalik semua kekurangan yang dimiliki, anak-anak harus tetap bangga melihat kesempurnaan seorang ibu. Kita harus menjadi sosok yang kuat, tangguh menghadapi benturan apapun dan mampu menghadapi tantangan dan perubahan demi kelangsungan keluarga yang dicintai.
“Tidak masalah jika kita tak selalu jadi ibu yang terhebat, tapi kewajiban kita adalah menjadi ibu yang terbaik,”tutur kadis yang sering disapa ibu Atun ini.
Megenai seorang ibu yang mempunyai kesibukan di luar rumah, menurut Marjonie bahwa semua itu wajar saja, karena kesibukan itu akan kembali juga pada keluarga, manfaatnya juga untuk keluarga, sepanjang pengaturan dan manajemen waktu yang dilakukan secara baik.
Pergeseran nilai yang terjadi sekarang ini, sikap anak-anak dizaman millinea tentu saja sudah berbeda jauh.
Melihat persoalan ini, Musyrifah memberikan pandangan bahwa setiap masa dengan peradabannya. Kadis ini yakin dan percaya walaupun terjadi perubahan dalam tiap massa, nilai-nilai kebaikan tetap akan ada , apabila kita tetap melakukan sesuatu atas itikad baik yang berlandaskan akhlak yg diajarkan oleh agama.
Musyrifa mengatakan, bahwa di zaman millineal saat ini semestinya anak-anak bisa berkembang sesuai dengan zamannya dan melakukan kegiatan-kegiatan positif untuk menunjukan bahwa generasi yang ada saat ini patut dibanggakan karena mereka selangkah lebih maju dari zaman sebelumnya dan berkembang menjadi generasi yang berakhlak mulia, yang selalu melakukan kegiatan positif sesuai tuntutan zamannya, jangan malah menjadi generasi yg mundur selangkah dari generasi sbelumnya yang tidak bisa kita banggakan dan tidak menjadi contoh baik bagi generasi berikutnya nanti.
Sedangkan menurut Marjonie bahwa pergeseran nilai adalah konsekuensi logis dari perkembangan kemajuan teknologi, yang pastinya akan berpengaruh pada gaya hidup para Milineal kita .
Tapi tentunya tidak semua nilai akan tergerus habis, sepanjang penguatan karakter dan moral telah diantisipasi sejak dini. Banyak Milineal kita hidup berdampingan harmonis dengan peradaban baru(teknologi), karena mereka punya daya filter yg teramat baik.
“Saya termasuk golongan yang sangat percaya bahwa peran orang tua, keluarga, tenaga pendidik serta masyarakat untuk pembinaan karakter anak adalah kunci utama. Tidak selamanya anak2 yang broken home atau putus sekolah adalah penyumbang terbesar ketika kita melihat anak yg mengalami pergeseran nilai. Mengapa, Krn jika semua elemen kita saling dukung dalam membentuk tatanan nilai yang baik bagi mereka, anak-anak itu malah menjadi penyumbang terbesar menjadi anak-anak yg berprestasi pada saat ini. Jd kita tidak boleh menggeneralisasi bahwa setiap milenial rentan terhadap perubahan nilai,” tutup Marjonie.
(Anto Hoda/Redaksi)