Di hari tuanya, Veronika hanya menyerahkan nasib sepenuhnya pada Sang Pencipta. Setiap hari, dia berdoa dan meminta keberkahan umur dari Tuhan.
Veronika Apik, mengidap kanker gigi yang cukup serius kini sangat membutuhkan bantuan serta perhatian banyak pihak.
Informasi yang diperoleh jurnalis media ini, diketahui bahwa saat ini, Ia dan suaminya Matias Ombos, tinggal dengan anaknya bernama Anus yang bekerja sebagai petani.
Tidak hanya itu, mama Veronika juga diketahui belum memiliki BPJS kesehatan sehingga mereka mengalami kesulitan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang cukup.
Saat dihubungi wartawan media ini, pada Kamis, (06/01/2021), Ignasius Yanto salah satu warga setempat, mengatakan dirinya pertama kali bertemu dengan mama Veronika pada tanggal 25 Desember 2021. Pada saat itu Yanto merasa tergerak hatinya melihat kondisi kanker yang dialami mama Veronika.
"Pada tanggal 25/12/2021, saya pergi silahturahmi di rumah mama Veronika, saya sangat prihatin melihat penyakit yang dialami ibu Veronika. Akhirnya saya berinisiatif buka buku rekening donasi untuk mereka, siapa tau ada yang membantunya," jelas Ignas Yanto.
Masih dijelaskan Yanto, karena berasal dari keluarga tidak mampu, Veronika tidak pernah berobat ke Puskesmas atau RSU.
Yanto menuturkan, anak kandung mama Veronik, Anus dan sang istrinya memang berniat mengobati ibunya itu ke dokter. Tetapi, kendala dalam biaya.
"Pendapatan kami tidak cukup, hanya untuk kebutuhan rumah tangga, ungkap Yanto meniru pembicara Anus, anak kandung mama Veronika,".
Lebih lanjut, Ignasius Yanto mengatakan, jika berobat di rumah sakit biaya terlalu mahal, dan uangnya pun tidak cukup.
"Selama ini, mama Veronika, hanya mengkomsumsi obat tradisional pak. Kami tidak memiliki uang yang cukup untuk pengobatan," kata Yanto.
Karena itu pula, masih kata Yanto dirinya sangat mengharapkan, semoga ada orang yang bisa menyisipkan rejekinya bagi mama Veronika.
Untuk informasi donasi, pembaca dapat menghubungi langsung di nomor: 082236971218 atau melalui rekening BRI: 7644-01-021598-53-2, atas nama Matias Ombos.
(Hendratias Iren/Redaksi)