Menurut Ns A Fatmawati Karim S Kep, perawat penangungjawab Perawatan Anak RS, pasien masuk pada Tanggal 1 bulan Januari tahun ini.
Kakak beradik di bawah oleh orangtuanya dengan keluhan agak sesak nafas, batuk, flue, demam dan nafsu makan tidak ada.
Dokter jaga yang memeriksa melakukan screening Covid-19 sebab gejalanya mencurigakan.
Hari itu juga diambil swab PCR, tapi nanti Senin, (9/1) baru Laboratorium RSUP Wahidin Sudirohusodo beroperasi kembali dikarenakan laboratorium rujukan libur tahun baru.
Hasil pemeriksaan ternyata pasien perempuan M (5 tahun) diduga telah positif Covid-19, namun adiknya sendiri (3 tahun) berstatus negatif.
Namun dokter anak kembali akan memeriksa swab Adiknya untuk memastikan betul-betul negatif. Pasalnya pengambilan sample virus colok hidung dan colok tenggorokan bagi anak usia balita sangat-sangat tidak kooperatif.
Kehawatiran Dokter Anak, karena kakak beradik ini selalu sekamar dan waktu di rawat pun ditempatkam pada kamar yang sama sebelum Kakaknya dipindahkan ke kamar Perawatan Covid-19, tutur Fatmawati Karim.
"Menurut Dokter Anak yang merawatnya secara klinis bukan variant baru Omicton," tandas Fatmawati mengutip pernyataan dokternya.
"Sementara Kepala Perawatan RSIF M Ilham Makkuasa mengakui pihaknya Selasa 4/1 kemarin mengirim sample pemerikssan PCR enam pasien.
Mungkin hari ini ada hasilnya dari Laboratorium RSUP WS".
Menurut Ilham pihaknya melakukan screening ketat sebab minggu lalu ada pasien Covid-19 meninggal di ICU.
Saat INBISNIS.ID mengkonfirmasi melalui telepon seluler, Andi Tenri SSi sebagi penanggungjawab Laborotorium Immunology BBLKM Makassar mengakui laboratoriumnnya belum bisa mendeteksi Covid-19 variant Omicron. Pemeriksaan kita baru bersifat kualitatiff dengan hasil positif dan negatif.
Kalau dokter pengirim swab PCR minta pemeriksaan tersebut kami kirim ke Jakarta. Ujarnya.
Hal yang sama juga dibenarkan oleh Dr Asvin Nurulita SpPK M.Kes selaku penanggungjawab Laboratorium RSUP Wahidin Sudirohudodin, yang dimana laboratoriumnya merupakan salah satu dari tiga Laboratorium rujukan di Sulawesi Selatan, juga belum memiliki alat untuk mendeteksi Covid-19 jenis Omicron.
(A Rivai Pakki / FF)