wrapper

Breaking News

Tuesday, 18 Jan 2022

Snack Sirih Pinang Masyarakat Papua, Dikenalkan Pendatang Sejak 3.000 Tahun Lalu

Ditulis Oleh 
Rate this item
(1 Vote)
Istimewa

--------------------

INBISNIS.ID, Fakfak Papua Barat - Masyarakat Papua punya camilan atau snack yang sama untuk segala usia. Mereka mengenal camilan ini sejak balita sampai orang lanjut usia atau lansia. Snack itu adalah makan sirih pinang.

Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan, di daerah lain sirih pinang hanya tersaji saat upacara adat, pembayaran mas kawin, penyambutan tamu penting, dan momentum spesial lainnya. "Lain halnya di Papua, makan sirih pinang adalah menu sehari-hari yang bisa dilakukan kapan saja, pagi, siang, sore, malam," kata Hari Suroto kepada Wartawan, Selasa (18/1/2022) WIT.

Pada balita, menurut Hari Hari Suroto, ibu akan mengunyah buah pinang terlebih dulu, kemudian diberikan kepada anaknya. Jika di daerah lain pinang dimakan dengan daun sirih, di Papua pinang dimakan dengan buah sirih dan kapur.

Pinang hutan dan akar sirih hutan yang ditemukan di sekitar gua prasejarah di Andarewa, Fakfak, Papua Barat, Agustus 2019. Diduga pinang dibawa bangsa Austronesia 3.000 tahun lalu. (Hari Suroto/Balar Papua)

Saking populernya, Hari Suroto yang juga pengajar arkeologi di Universitas Cenderawasih ini menjelaskan, ada istilah pinang ojek di Papua. Pinang ojek merupakan satu paket pinang yang dijual eceran seharga Rp 2.000 berisi satu buah sirih dan kapur.

Lantas sejak kapan budaya makan pinang ada di Papua?

Hari Suroto mengatakan kebiasaan makan pinang pertama kali dikenalkan oleh orang Austronesia, sekitar 3000 tahun yang lalu. "Mereka datang dari Taiwan ke Papua, membawa budaya makan pinang," kata Hari.

Pada mulanya budaya makan pinang hanya dikenal di pesisir dan pulau-pulau lepas pantai Papua. Kemudian dalam perkembangannya terkenal sampai ke pegunungan Papua. Para pelajar dari pegunungan Papua yang belajar di Kota Jayapura mencoba mengikuti kebiasaan makan sirih pinang. Saat pulang ke kampung halaman, mereka memperkenalkan kebiasaan itu.

Perlu diketahui, pohon pinang tidak bisa tumbuh di daerah pegunungan Papua. Sebab itu, biasanya berkarung-karung buah pinang dikirim dari Sentani Jayapura ke pegunungan Papua dengan menggunakan pesawat kargo.

(Amatus Rahakbauw / Redaksi)

Dibaca 227 Kali

INBISNIS dibangun dalam rangka mendukung dunia usaha dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa Indonesia dan seluruh warga dunia.

Ikuti Kami