Diakui kedua kopi unggulan Arabika dan Robusta dari pulau Flores ini sudah diakui oleh Kementrian Hukum dan Ham pada bulan April 2018, dan bahkan kedua kopi ini sudah diakui dunia.
Ketua MPIG-KAFM, Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Kopi Arabika Flores Manggarai, Yoseph Janu pada Senin (25/1/22), mengatakan kedepanya kualitas kopi tetap dipertahankan melalui pengelolaan berbasis lokal produk.
"Kita kedepan akan perhatikan betul terkait intervensi packing berbasis kearifan lokal. Proses sosialisasi ini butuh waktu yang sangat lama," ujarnya.
Dijelaskan, packing berbasis kearifan lokal ini sangat menguntungkan dari segi kualitas hidup dan bahkan upaya packing berbasis kearifan lokal ini sangat bagus untuk lingkungan hidup, karena sejauh ini masih pada packing berbasis plastik.
"Kita akan berjuang terus biar dari sisi lingkungan bisa diselamatkan karena yang masih tren sekarang, packing berbahan plastik. Ini yang kita harus bedah dengan memanfatkan produk lokal biar kualitas kopi kita tetap dipertahankan," ungkapnya.
Yoseph menuturkan, di Flores Manggarai ada dua jenis kopi yang pasarnya sudah menjangaku internasional, diantaranya kopi Arabika dan Robusta dua-duanya sudah diakui hak kekayan oleh Menteri Hukum dan HAM.
"Di Manggarai ini terkenal dengan dua Jenis kopi, yaitu Arabika dan Robusta. Kedua kopi ini sudah diakui kekayan oleh Mentri Hukum dan HAM. Atas dasar itu juga dibentuklah masyarakat perlindungan kopi Arabika dan masyarakat perlindungan kopi Robusta," katanya.
Yoseph mengatakan, secara proses dari hulu ke hilir kedua kopi ini sudah memenuhi standar pemasaran dan ini yang akan terus diperhatikan kedepan agar kualitasnya tetap terjaga dengan baik.
"Kopi ini secara proses dari Hulu ke hilir sudah diakui oleh negara. Kedua kopi ini secara nilai sudah memenuhi standar," terangnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, kedua kopi ini sudah mengikuti lomba dan dari Lomba tersebut kopi Arabika dan Robusta mendapat rangking terbaik, bahkan lomba di Prancis tahun 2018 Kopi asal Manggarai, Flores ini mendapat Piala dari ajang tersebut.
"Kedua kopi ini sudah mengikuti lomba di Prancis tahun 2018. Pada ajang tersebut kedua kopi ini berhasil mendapat juara," tuturnya.
Menurut Yosep, dalam konteks transformasi sistem memang butuh waktu, perlu ada komunikasi yang kompleksitas dan hal ini sudah dijalankan secara perlahan berharap pola-pola lama itu akan dipinggirkan sehingga standar packing kedua kopi ini berbasis kearifan lokal.
"Kita tetap berjuang paling tidak packing kopi dari sisi lingkungan itu tetap diselamatkan melalui bahan lokal yang ada di Flores, Manggarai. Untuk mengubah haluan ini agak berat tapi kita tetap berusaha ke arah sana," tutup Yoseph Janu.
(Dionisius Harum / Redaksi)