Memulai usaha kecil di tengah ganasnya bahaya Covid-19 tak membuat Arifudin putus harapan. Ia bersama istri bertekad membuka usaha tersebut demi menunjang kekuatan dapur rumah tangga mereka. Istrinya berasal dari Leubatang, tempat yang kini dijadikan sebagai lahan bisnis bagi Arifudin.
Hal yang luar biasa dari Arifudin yakni kemampuan menjahit sudah ia tekuni di kampung halamannya sendiri yakni di Mandar. Walaupun hanya tamat dari bangku SMP, Arifudin tetap tekun belajar pada keluarga dan kerabatnya yang memiliki kemampuan dalam menjahit.
Pendidikan formal yang ia tempuh tidak sedikitpun menyentuh ilmu menjahit tetapi lewat usaha, ketekuanan dan kerja keras di luar gedung sekolah, ia akhirnya menjadi penjahit profesional. Ia mampu menjahit pakaian dan memeroleh pendapatan setiap hari di sebuah desa di ujung timur Lembata.
“Penghasilan tiap hari tak tentu, kadang sampai Rp100 ribu tapi kadang tidak ada sama sekali, namun kami tidak putus asa, saya dan istri tetap maju terus,” ungkapnya, saat ditemui, INBISNIS.ID, Kamis (3/2/22).
Dari hasil usaha tersebut, ia bisa menghidupi istri dan dua orang anaknya. Menjahit adalah pilihannya sebagai seorang suami yang mesti bertanggung jawab penuh terhadap suka duka kehidupan dalam rumah tangga terutama kebutuhan dapur.
Dari Arifudin, kita belajar untuk tekun, berani dan kreatif dalam mencari rupiah dengan jalan yang halal. Ia berani berlayar jauh dari Sulawesi ke Lembata demi menemukan sang kekasih dan mengembangkan kemampuan menjahit untuk melayani banyak orang.
(Antonius Rian/Redaksi)