Hasil pantauan INBISNIS.ID pada Sabtu (5/2/22) stock buah memang melimpah namun harga masih berfluktuatif. Harga jeruk lokal masih ‘bertengger’ diharga Rp20 ribu-25 ribu/kg, rambutan aceh diharga Rp25ribu, sedangkan bintjae dipatok Rp40 ribu/kg. Harga buah mangga sangat bervariasi, tergantung jenisnya, Mangga “gole” perkilo diharga 30-40 ribu, mangga lokal (dodol) masih stabil dengan harga Rp20 ribu perkilo dan Mangga Madu Rp5 perbuah, sedangkan mangga yang didatangkan dari Manado dan Surabaya rata-rata dijual Rp35 ribu–40 ribu perkilo, seperti Arum Manis, Mana Lagi dan lain-lain.
Iksan seorang pedagang mangga yang dihubungi awak media mengatakan bahwa harga buah-buahan tergantung dari mana asal buah itu diperoleh. Biasanya yang mahal adalah buah yang didatangkan dari Manado dan Surabaya, karena menurutnya saat ini Jailolo sebagai daerah sumber buah di Maluku Utara belum musim sehingga stoknya kosong.
Dia contohkan misalnya buah Rambutan baik aceh maupun bintjae, kalau stok dari Jailolo ada tentu harganya masih berkisar Rp20–25 ribu. Tapi ketika didatangkan dari Manado ongkos muat di kapal terlalu mahal.
“Satu karung yang isinya 40 kg, harga buruh dan kapal, sampai di Ternate bisa Rp80 ribu hingga 100 ribu, sedagkan kalau dari Jailolo kita hanya keluarkan 17 ribu saja”, terang Iksan.
Hal yang sama dikatakan Abu penjual buah mangga yang didatangkan dari Manado. Menurutnya ongkos muat di Manado satu dos/karung Rp22 ribu sedangkan buruh di Ternate ongkos bongkar perdos/karung Rp17,5 ribu, belum transpor dari pelabuahn ke pasar rata-rata diminta 10 ribu ditambah biaya kapal percolinya Rp40 ribu, totalnya bisa Rp80 ribu lebih.
Sedangkan untuk buah duren sebagian besar didatangkan dari Jailolo dengan harga seusai ukuran kecil harga Rp25 ribu, ukuran sedang harga Rp50 ribu, sedangkan ukuran besar berkisar Rp75 ribu sampai 100 ribu.
Saat ini di Ternate lagi musim duren, namun menurut beberapa pedagang bahwa musim kali ini belum terlalu banyak, beberapa tempat penjual buah duren menyebar di beberapa lokasi di Kota Ternate. Duren yang dijual di pasar tradisional biasanya didatangkan dari Jailolo dan Tidore. Sedangkan yang dijual di tempat wisata Batu Angus adalah duren yang dihasilkan oleh beberapa kelurahan sekitarnya seperti Kulaba, Sulamadaha dan Loto.
Sementara pedagang duren yang menjajakan ditengah kota seperti depan Kantor Telkom adalah duren yang berasal dari Kelurahan Moya. Sedangkan satu tempat lagi di Selatan Kota Ternate yaitu Kelurahan Foramadiahi juga ada lapaknya di jalan menuju tempat wisata Kastela.
Sebagai informasi bahwa masing-masing duren dan asal wilayahnya memiliki karakter, cirikhas dari rasa dan ketebalan daging buah duren itu sendiri. Sehingga bagi penikmat duren kalau brada di Ternate bisa menikmati berbagai jenis dan ciri khas buah dengan kulit berduri ini.
(Anto Hoda/Redaksi)