Dalam sambutan usai perayaan ekaristi, mewakili Deken Lembata, RD. Agustinus Guna, Pr, mengatakan, kerja sama antara panitia dan banyak pihak, terjalin sangat baik ini menjadi motivasi dalam proses pembangunan gereja Paroki Salib Suci Hoelea.
"Gereja ini memakai semen kurang-lebih 3000-an dan kerja sama antara panitia pembangunan dan banyak pihak sangat baik dan menjadi motivasi dalam proses pembangunan gereja ini," ungkap Romo Agus.
Ia juga mengatakan, pembangunan fisik gereja belum selesai seratus persen. Karena itu, ia mengharapkan kerja sama semua pihak agar kelanjutan pembangunan rumah ibadah terbesar di Paroki Hoelea tersebut bisa segera selesai. Pastor Paroki Hoelea juga mengucapkan terima kasih kepada para tukang bangunan, pengurus panitia, umat Paroki dan semua pihak yang turut berpartisipasi dalam semua proses pembangunan gereja ini.
"Jangan Minta Kekuasaan". Mengutip isi Kitab Suci, Nabi Salomo tidak meminta kekuasaan dari Tuhan melainkan kebijaksanaan supaya mampu memimpin umat Israel. Meminjam spirit dari Salomo, Bupati Lembata juga mengajak agar semua pihak yang hadir meminta hati yang bijaksana dari Tuhan.
Selain itu, ia juga memberikan apresiasi atas hidup toleransi antarumat beragama di Desa Hoelea. Hal ini beralasan karena Desa Hoelea telah ditetapkan sebagai Desa toleransi di Lembata.
"Kerukunan umat di sini luar biasa. Pastor, Imam Masjid, tokoh agama yang katolik, yang islam hidup bersatu di sini," ungkap Bupati Lembata disambut tepukkan tangan para hadirin.
Untuk diketahui, turut hadir Camat Omesuri, Ade Hasan Yusuf, Kapolsek Omesuri, Danramil Lembata Timur, para Kepala Desa, Imam Masjid, juga para umat. Selain itu, sesuai penjelasan Pastor Paroki, lonceng gereja tersebut dibeli dengan harga 70 juta rupiah. Usai pemberkatan, lonceng tersebut dibunyikan secara bersama oleh Bupati Lembata dan Pastor Paroki Hoelea.
( Antonius Rian / FF )