Kejadian ini bermula saat Osmin (45) mendapat telpon dari salah satu orang tua murid yang menjemput anaknya di sekolah, agar segera datang ke sekolah karena anaknya (Hizkia) telah mengalami pemukulan di sekolah.

Ironisnya pelaku pemukulan adalah anak yang tidak sekolah (putus sekolah) yang masuk ke lingkungan sekolah melakukan pemukulan kepada murid yang ada di sekolah tersebut.

"Kurangnya keamanan di sekolah ini, membuat kami merasa kuatir, bagaimana bisa anak dari luar bisa masuk ke lingkungan sekolah saat jam pelajaran berlangsung, padahal di sekolah ini ada penjaganya (Satpam)," kata Osmin.

Selanjutnya saat dikonfirmasi, pihak sekolah mengatakan hal ini terjadi karena ada pagar yang rusak yang menjadi jalan masuk ke sekolah ini.

Menurut Yosmin, anaknya yang sekarang duduk di bangku kelas IX mengalami pemukulan di bagian kepala dan sangat kecewa bagaimana pihak sekolah tidak bisa memberikan rasa aman kepada murid-muridnya.

"Sejauh mana tanggung jawab sekolah bukan hanya memberikan pelajaran tetapi juga memberikan rasa aman ketika murid berada di lingkungan sekolah, soalnya kami sebagai orang tua sangat khawatir akan hal ini," sambungnya.

Selanjutnya Osmin berharap adanya tanggung jawab penuh dan pemberian rasa aman kepada murid-murid di sekolah ini, karena menurutnya bukan hanya kali ini saja, tetapi untuk kesekian kalinya. Harapanya pihak kemananan dari kepolisian bisa lebih serius menangani hal ini sebelum terjadi hal-hal yang tidak di inginkan dan mengusut tuntas serta dapat memberi efek jera kepada para pelaku.

"Karena ini bukan kejadian yang pertama sehingga kami harap pihak kepolisian bisa lebih serius untuk menangani dan mengusut tuntas kejadian ini agar tidak terulang dan memberikan efek jera bagi pelaku," tutup Osmin.

(Paillin Paulus/Redaksi)