Dilansir Kompas.com, Dalam investigasinya, WHO menemukan bahwa peternakan satwa liar di China menjadi sumber pandemi Covid-19.
Menurut Peter Daszak, ahli ekologi penyakit di tim WHO yang melakukan investigasi ke China, di sekitar provinsi Yunna di China selatan terdapat banyak peternakan satwa liar.
|Baca Juga: Pemerintah Siap Buka Pariwisata Indonesia, Ini Syaratnya!
Menurutnya, peternak satwa liar tersebut kemungkinan besar memasok hewan ke pedagang di Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di Wuhan, tempat kasus pertama Covid-19 di temukan. Beberapa dari hewan liar yang dipasok bisa saja tertular SARS-CoV-2 dari kelelawar di daerah tersebut.
Beberapa dari hewan liar yang dipasok bisa saja tertular SARS-CoV-2 dari kelelawar di daerah tersebut.
Sebelumnya, banyak beredar isu bahwa virus ini lolos dari laboratorium Wuhan, namun isu tersebut ditepis WHO.
Konsesus umum di antara para ilmuwan adalah bahwa virus corona beredar di kelelawar dan melompat ke manusia, kemungkinan melalui spesies perantara.
Dan konsensus umum itu lah yang kemudian ditemukan oleh investigator WHO, bahwa virus corona kemungkinan ditularkan dari kelelawar di China selatan ke hewan di peternakan satwa liar. Baru kemudian menular ke manusia. Namun WHO masih belum mengetahui hewan yang menjadi perantara virus antara kelelawar dan manusia.
|Baca Juga: Sudah Divaksin, Bukan Berarti Kebal Akan Covid-19
Peternakan satwa liar sendiri merupakan bagian proyek yang telah dipromosikan pemerintah China selama 20 tahun, untuk mengangkat penduduk pedesaan keluar dari kemiskinan.
"Mereka mengambil hewan eksotis, seperti musang, landak, trenggiling, rakun, dan tikus bambu, dan membiakkan mereka di penangkaran," kata Daszak seperti dikutip Kompas.com.
Tetapi pada Februari 2020, China menutup peternakan itu, kemungkinan karena pemerintah China mengira bahwa itu adalah bagian dari jalur transmisi dari kelelawar ke manusia.
Sumber: Kompas.com
Editor: Brina