Hari Raya Galungan yang dirayakan 210 hari sekali pada rabu kliwon wuku dungulan memiliki arti kemenangan. Sehingga sering dikatakan bahwa Hari Raya Galungan memperingati kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (kejahatan).
Update Informasimu Setiap Hari, Klik di Sini!
Hari Raya Galungan identik dengan pendirian penjor yang melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran.
|Baca Juga: Cegah Anak Dari Pemahaman Radikalisme, Ini Cara Pencegahannya!
Drs I Gusti Agung Gede, mantan Dirjen Bimas Hindu dan Buddha Departemen Agama RI menyampaikan, Hari Raya Galungan telah dirayakan oleh umat Hindu di seluruh Indonesia sebelum populer di Pulau Bali.
Sedangkan Hari Raya Kuningan dirayakan pada hari sabtu kliwon wuku kuningan, sepuluh hari setelah hari raya galungan.
|Baca Juga: 5 Jurusan Kuliah dengan Prospek Kerja Menjanjikan, Tapi Sepi Peminat
Yang unik dari Hari Raya Kuningan dibandingkan dengan Hari Raya lain adalah sesajen yang berisikan nasi kuning yang menjadi lambang kemakmuran yang telah dianugrahkan Tuhan.
Sarana persembahyangan yang digunakan di antaranya tamiang, endongan, lamak dan ter yang merupakan simbol dari senjata dalam perang. Sehingga memiliki makna bahwa hidup seperti sebuah peperangan, dan bagaimana manusia berusaha berperang untuk melawan hal buruk dan menemukan jalan dan kehidupan yang baik.
(Red*/Wirawan)