|Baca Juga: Dinas PMA Sosialisasikan Sipandu Beradat
Di sisi lain, segala jenis yang berkaitan dengan upacara keagamaan dan juga budaya masih tetap berlangsung sekalipun dalam keterbatasan.Hari kamis kemarin (8/4) merupakan hari raya Sugihan Jawa dan hari ini Jumat (9/4) merupakan hari raya Sugihan Bali.
Secara filosofi, menurut I Gusti Made Rai Dirga yang merupakan Bendesa Adat Jimbaran, sugihan berasal dari kata sugi yang berarti pembersihan.
Jawa dan Bali yang disebut dalam sugihan bukan berarti pulau jawa dan Bali, melainkan jawa berarti luar atau alam dan bali berarti dalam atau diri sendiri.
|Baca Juga: Vaksinasi di Pintu Masuk Bali untuk Buka Pariwisata
Artinya sugihan jawa berarti pembersihan alam semesta atau makrokosmos dan sugihan bali berarti diri sendiri atau mikrokosmos.
Sugihan Jawa dan sugihan Bali ini merupakan salah satu rangkaian dari hari raya Galungan yang berarti pembersihan diri dan alam semesta dalam rangka menyambut hari raya galungan dan kuningan sebagai bentuk kemenangan Dharma melawan Adharma.
|Baca Juga: Desa Adat Jimbaran Menuju Desa Digital
Sebagai pembersihan Makrokosmos dan juga Mikrokosmos, I Gusti Made Rai Dirga Arsana Putra, atau lebih akrab dengan panggilan Gung Dirga ini berharap pandemi bisa segera berlalu dan alam serta tubuh manusia bisa pulih kembali seperti visi desa adat Jimbaran yaitu “Sadhu Sidhaning Sidhi” (mencapai mutu kehidupan terbaik berdasarkan dharma).
(Dwi/Red*)