Generasi muda pula, sangat mempengaruhi pengrajin dalam memproduksi pakaian adat Bali seperti udeng, kamen, saput untuk pria serta kebaya dan kamen untuk wanita.
Baca Juga: Pembagian Sembako untuk Mencapai Mutu Kehidupan Terbaik Berdasarkan Dharma
Kadek Anjas Pajar Sedayu yang kerap dipanggil Ujik, merupakan pengusaha muda pakaian adat bali "LiU Collection" yang terletak di Jalan Raya Batu Bulan No. 42, Gianyar, Bali.
Pada awalnya Ia tertarik membuka usaha pakaian adat Bali, karena terinspirasi dari Tri Sakti Bung Karno yaitu "Berkepribadian dalam Kebudayaan".
Dihubungi INBISNIS pada Minggu (11/4), dirinya mengungkapkan bahwa Tri Sakti Bung Karno mengisnpirasinya untuk sadar akan pentingnya memiliki kepribadian dalam kebudayaan atau mencintai kebudayaan luhur tanah kelahiran.
Baca Juga: Lestarikan Budaya Nusantara, Pemuda Bali ini Koleksi Ratusan Udeng Batik
"salah satunya adalah pakaian adat," ujar Ujik (11/4).
Berkaitan dengan perkembangan pengguna pakaian adat Bali menurutnya, siklus tren model pakaian adat Bali sejatinya berulang, seperti saat ini kembali banyak yang menggunakan songket, kain gringsing hal ini sejatinya sudah menjadi tren saat tahun 1980-an.
Ujik menyampaikan bahwa generasi muda saat ini mulai menghargai pengerajin pakaian adat dengan membeli pakaian adat selayaknya membeli pakaian sehari-hari dengan brand luar negeri dengan harga yang cukup tinggi." katanya.
Baca Juga: Bendesa Adat Jimbaran Dukung Atlet Muda Berprestasi
Ujik berharap selaku pengusaha dan juga pengamat budaya bahwa kedepannya generasi muda bisa sadar dengan budaya pakaian lokal.
"Disamping sudah membeli, lebih ideal ketika generasi muda juga mulai belajar cara menggunakan yang baik dan benar tidak hanya mengedepankan praktis," tandasnya.
(Dwi/Red*)