Buku yang menarik untuk dijadikan sebagai sarana literasi dalam menumbuhkan pemikian kritis serta memahami sejarah bangsa, karena Bung Karno menyerukan Jas Merah yang artinya jangan sekali-kali melupakan sejarah antara lain :
1. Di Bawah Bendera Revolusi
Penulis : Ir Soekarno
Tahun Terbit Pertama : 1959
Jumlah Halaman : Jilid 1 : 700 hlm dan Jilid 2 766 hlm.
Buku Di Bawah Bendera Revolusi merupakan himpunan dari tulisan Soekano pada masa penjajahan belanda (1917-1925). Judul yang diambil ini menandai bahwa pemikiran-pemikiran Bung Karno lahir pada saat kondisi Indonesia yang sedang menuju pada revolusi kemerdekaannya.
Dalam buku Di Bawah Bendera Revolusi jilid pertama, terkandung 61 tulisan Bung Karno muda yang pernah tampil dalam beberapa media cetak, seperti Fikiran Ra'jat, Pandji Islam dan Suluh Indonesia Muda.
Tulisan Bung Karno saat itu mencakup tema seperti seruan kaum Marhaen, agraria, strategi politik dan ulasan tokoh dunia seperti Karl Marx dan Mahatma Gandhi. Selain itu, juga berisikan kritik dan komentarnya terhadap Mohammad Hatta yang kemudian mendampinginya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Pada jilid kedua, beberapa tulisan yang diangkat adalah Tujuh Belas Agustus 1945, Tetap Terbanglah Rajawali, Tahun "Vivere Pericoloso", Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah dan yang lainnya.
Untuk memahami secara masif buah pikir dan karya Putra Sang Fajar Bung Karno, buku ini menjadi jawabnya. Karya ini disebut sebagai buku terlengkap dalam memahami Bung Karno dan pemikirannya.
2. Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat
Penulis : Cindy Adams
Tahun Terbit Pertama : 1966
Jumlah Halaman : 415 hlm
Ditulis oleh seorang wartawan perempuan asal Amerika, Cindy Adams, buku ini menjadi otobiografi dari presiden Republik Indonesia, Soekarno.
Buku ini menceritakan secara lengkap perjalanan hidup Soekarno. Mulai dari ia dilahirkan sampai pasca-Revolusi Indonesia. Kisah dan perasaan Soekarno saat dipenjara pada sel yang sempit dan gelap diceritakan dengan begitu menjiwai serta menggagas ideologi Marhaenisme yang digagas sesuai dengan kondisi Bangsa Indonesia
Buku ini sangat layak dibaca oleh generasi saat ini. Sebagai tonggak sejarah. Untuk mengajarkan kita bahwa kemerdekaan harus tetap diisi dengan perjuangan.
3. Madilog (Materialisme, Dialektika dan Logika)
Penulis : Tan Malaka
Tahun Terbit Pertama : 1943
Jumlah Halaman : 568
Bangsa Indonesia melihat bahwa yang dialami merupakan sebuah takdir dan percaya terhadap kekuatan supranatural. Tan Malaka memandang hal tersebut sebagai logika mistika. Logika seperti ini akan melumpuhkan pikiran untuk mencari solusi penyelesaian masalah, karena masyarakat cenderung mengharapkan kekuatan gaib untuk menutupi permasalahan tersebut.
Untuk merevolusi hal tersebut, Tan Malaka menulis Madilog yang merupakan akronim dari materialisme, dialektika dan logika.
Dalam buku ini tercantum sejumlah tokoh besar sebagai tambahan landasan berpikir. Namun, gaya bahasa yang digunakan sangatlah baku dan menggunakan kata-kata yang jarang terdengar. Sehingga, sambil menyelam minum air, dengan membaca buku ini selain mendapatkan pengetahuan untuk menumbuhkan daya pikir kritis, logis dan dialektis, juga memberikan wawasan kata-kata baru.
4. Catatan Seorang Demonstran
Penulis : Soe Hok Gie
Tahun Terbit Pertama : 1983
Jumlah Halaman : 353 hlm
Catatan Seorang Demonstran merupakan sebuah buku tentang pergolakan pemikiran seorang pemuda, Soe Hok Gie seorang keturunan Indonesia-China yang berlatar belakang pendidikan Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Buku ini dengan detail menunjukkan luasnya minat Gie, mulai dari persoalan sosial politik Indonesia modern, hingga masalah-masalah kecil. Gie adalah seorang anak muda yang dengan setia mencatat hal-hal yang terjadi pada dirinya dan sekitar serta berbagai kontradiksi dalam dirinya untuk dirumuskan dalam catatan yang saat ini diterbitkan menjadi buku Catatan Seorang Demonstran.
Gie banyak menulis kritik-kritik yang keras di koran-koran, bahkan kadang dengan menyebut nama. Dia pernah mendapat surat kaleng yang memaki-maki dia 'Cina yang tidak tahu diri, sebaiknya pulang ke negerimu saja'. Hingga sang Ibu sering khawatir karena langkah-langkah 'Gie' hanya menambah musuh saja.
Buku ini dapat menjadi bahan bacaan yang baik karena terdapat sudut pandang yang berbeda tentang pandangan Gie pada kondisi bangsa. Gie bukanlah tokoh pahlawan di negeri ini, namun ia adalah seorang yang memilih untuk merdeka jika berada pada dua pilihan, menjadi apatis atau mengikuti arus.
5. Para Penggerak Revolusi
Penulis : L. Santoso A.Z.
Tahun Terbit Pertama : 2017
Jumlah Halaman : 528 hlm
Buku Para Penggerak Revolusi menceritakan terkait sejarah revolusi berbagai negara dan pemikiran dari tokoh revolusioner yang terbagi dalam bab-bab khusus.
Sejarah revolusi yang ditulis diantaranya, Revolusi Perancis dengan tokohnya Maximilien de Robespierre, Revolusi Industri dengan tokoh utama James Watt, Revolusi India dengan tokoh Mahatma Gandhi, Revolusi Kuba oleh Fidel Castro dan Che Guevara, Penghapusan Apharteid yang digerakkan Nelson Mandela serta revolusi lain yang mengubah dunia.
Buku ini menjadi rangkuman sejarah revolusi dunia yang telah berbahasa Indonesia dengan bahasa yang mudah dipahami, sehingga pembaca secara tidak langsung akan merasakan dan menyelami riuhnya revolusi pada masing-masing negara.
(PTW/Redaksi)