Dalam kegiatan pujian dan penyembahan, tetap mengikuti protokol kesehatan dengan mencuci tangan dengan sabun, memakai masker dan menjaga jarak.
Laut untuk ikan, dan darat untuk manusia dan binatang, langit untuk burung-burung. Namun di manakah Allah bersemayam? Di dalam kerajaan sorga tentunya, tetapi Alkitab menyatakan sebuah kebenaran yang penting bagi setiap orang percaya bahwa Allah bersemayam di atas puji-pujian umat-Nya (Mazmur 22:4), padahal Engkaulah Yang Kudus, yang bersemayam di atas puji-pujian umatNya.
Pujian dan penyembahan adalah kesukaan Allah, Allah rindu umat-Nya datang untuk membawa pujian dan penyembahan kepada-Nya. Namun di sisi yang lain, kita mengingat bersama bahwa ada kuasa di dalam pujian kepada Allah, Tembok Yeriko roboh hanya karena puji-pujian.
Lalu bersoraklah bangsa itu, sedang sangkakala ditiup; segera sesudah bangsa itu mendengar bunyi sangkakala, bersoraklah mereka dengan sorak yang nyaring Maka runtuhlah tembok itu, (Yosua 6:20).
Puji-pujian membebaskan Paulus dan Silas dari belenggu kisah Rasul (16:25), tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. Dengan Puji-Pujian Yehuda dan Israel mengalahkan bangsa Amon dan Moab.
(2 Tawarikh 20:22), Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat Tuhan-lah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah. Mari kita akan lebih dalam lagi melihat kebenaran dan kuasa dalam Pujian kepada Allah.
Pujian-pujian akan menghantarkan kita untuk masuk ke dalam pelataran Allah dan Bait-Nya. Pujian dan penyembahan adalah persembahan yang menyenangkan hati Tuhan. (Mazmur 100:4). Masuklah melalui pintu gerbangNya dengan nyanyian syukur; ke dalam pelataranNya dengan puji pujian; bersyukurlah kepadaNya dan pujilah NamaNya.
Pujian dan Penyembahan harus dinyatakan di dalam kebenaran (Yohanes 4:24), Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, haruslah menyembahNya dalam roh dan kebenaran.
Allah, menciptakan manusia dengan menghembuskan RohNya ke dalam lubang hidung manusia. Tubuh yang tergeletak langsung hidup. Roh memberikan kehidupan, demikian pula pujian dan penyembahan kita kepada Allah, ada kehidupan di dalamnya. Menyembah Allah dengan kebenaran, motivasi dan tujuan kita adalah untuk memuliakan Allah.
Waspadalah karena Iblis juga mencari penyembahan kita, bangunlah penyembahan kepada Allah sebagai prioritas hidup. Seperti dia mencobai Tuhan Yesus di padang gurun, demikian juga iblis akan mencari penyembahan dari manusia. Bahkan dengan tawaran yang nikmat dan menggiurkan, tujuannya supaya manusia juga menyembah dia. Namun iblis akan mengikat kehidupan manusia ke dalam kebinasaan. (Matius 4:9-10). Dan berkata kepada-Nya: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.” Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia saja lah engkau berbakti!“
Ingatlah Penyembahan kita harus hanya kita naikkan kepada Allah yang hidup. Karena Tuhan memanggil kita sebagai Umatnya, imamat yang rajani untuk membawa persembahan kepada Dia, dan memberitakan kebesaran-Nya inilah penyembahan kita (1 Petrus 2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Naikkanlah pujian dan penyembahan kita yaitu ucapan syukur kepada-Nya, yang memuliakan nama-Nya. (Ibrani 13:15), sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur (melalui pujian) kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan namaNya.
Milikilah hati yang menyembah Dia, kerinduan yang mendalam. Seperti Daud, kerinduan hatinya adalah membawa pujian dan penyembahan kepada Dia setiap waktu. (Mazmur 27:4). Satu hal telah kuminta kepada Tuhan; itulah yang ku ingini; diam di rumah Tuhan seumur hidupku menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati baitNya. (Mazmur 84:11) Sebab lebih baik satu hari di pelataranMu daripada seribu hari di tempat lain.
(Amatus Rahakbauw/Redaksi)