|Baca Juga: DPC GMNI Denpasar Resmi Dilantik

Chandra mengajak seluruh kader untuk bergotong royong dalam segala lini serta selalu membawa marwah GMNI sebagai ajaran Bung Karno tanpa rasa takut.

"Tentang GmnI, apa yang harus kita takuti, sosok yang kita junjung Soekarno, tidak ada yang perlu kita takuti dengan warna merah, dengan lambang banteng. Ini lahir karena menggambarkan kondisi bangsa pada era Bung Karno." tegas Chandra.

Sambutan dilanjutkan oleh Sekretaris DPD PA GMNI Bali I Ketut Kariyasa Adnyana, S.P. yang mengajak seluruh peserta untuk selalu membumikan ajaran Tri Sakti Bung Karno di manapun.

Baca Juga: Berikut Pernyataan Sikap Cipayung Plus Bali X Mahasiswa Terkait Bom Makassar

Kegiatan disambung dengan sarasehan yang dibuka oleh keynote speaker, Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, SE., MM. yang memberikan materi terkait Tri Sakti Bung Karno dalam bingkai kearifan lokal Bali.

"Selalu ingat apa saja pemikiran-pemikiran Bung Karno. 'Belajar tanpa berpikir tidak akan ada artinya, tetapi berpikir dan belajar ini yang berbahaya, serta jikalau kita menginginkan mutiara, kita harus siap terjun ke laut yang dalam'," tutup Arya Wibawa dalam pembicaraannya.

Tegukan arak Bali sebagai minuman khas Pulau Bali lanjutkan kegiatan sarasehan yang dipandu oleh I Made Agni Prabawa Suryadi, SH selaku moderator.

Baca Juga: Komunitas 'SIAPA KITA' Munculkan Spirit Seni di Tengah Pandemi

Narasumber sarasehan, Ketua umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino, Anggota DPR RI sekaligus Sekretaris DPD PA GMNI Bali I Ketut Kariyasa Adnyana, S.P., serta Komisioner KPU RI I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, ST., SH., M. Si. membahas mengenai Ajaran Tri Sakti Bung Karno Dalam Bingkai Kearifan Lokal Bali.

Pembicaraan banyak membahas mengenai kebudayaan lokal yang diintegritaskan pada kemajuan teknologi. Dimana, jika dipaksakan untuk dilangsungkan saat ini akan menggerus kesakralan. Namun, tidak menutup kemungkinan, integritas ini menjadi cita-cita untuk ke depannya.

(Koko*)