Keberadaannya mudah dijangkau dari kota Ruteng yang merupakan ibu kota Kabupaten Manggarai. Persawahan ini juga berada di pinggir jalan trans flores Ruteng Labuan Bajo.
Sawah jaring laba-laba ini merupakan hasil dari pembagian sawah secara adat yang bermula dari titik tengah. Titik tengah "Lodok" yang menjadi pusat dari sawah tersebut akan ditarik garis panjang menuju bidang luar " Cicing". Dengan polah yang seperti jaring laba-laba, semakin jauh tarikan dari titik tengah maka semakin luas pula tanah tersebut.
Pembagian tanah seperti ini lebih diprioritaskan bagi petinggi kampung beserta keluarganya dan kemudian akan dibagikan ke warga suku luar maupun pendatang. Sawah lingko atau lebih dikenal dengan sawah jaring laba-laba ini merupakan hasil dari kearifan lokal masyarakat Manggarai tentang sistem membagi tanah.
Hamparan sawah berwarna hijau ini mempunyai luas total mencapai 398 hektare. Cerita yang beredar di masyarakat setempat, sawah dengan jaring laba-laba ini ada sejak zaman Manggarai pertama. Hingga saat ini masyarakat Manggarai Pun masih melakukan berbagai macam ritual adat dalam bertani sebagai penghargaan kepada leluhur yang dilaksanakan mulai awal pembukaan lahan hingga saat musim panen tiba.
Dengan berjuta keindahan yang membentang sehingga banyak pengunjung luar Negeri yang berdatangan terus menerus untuk menyaksikan keunikan yang dimiliki oleh sawah dengan pola jaring laba-laba ini. Walaupun penyebaran virus corona masih merajalela para wisatawan dengan mematuhi protokol kesehatan masih saja mengunjungi tempat wisata ini.
(Flaviana Righamon/Redaksi)