Sayangnya, ketenaran ini hanya berlaku saat menjelang paskah. Setelah prosesi ini berakhir sangat jarang orang datang kembali bahkan berkunjung ke kapela.
Ditambah lagi dengan pandemi membuat peziarah sulit untuk kembali ke tempat ini, berbeda dengan peziarah di kapela Tuan Ma.
Menurut Lois (59) peziarah yang datang tidak terlalu banyak, bisa dihitung dengan jari. Malah umat Katolik dari luar pulau Flores lebih antusias dibandingkan umat setempat.
Selama pandemi peziarah yang datang ke kapela Tuan Ana malah berkurang. Karena saat awal pandemi umat yang datang harus menunjukan surat rapid dan syarat lainnya terkait protokol kesehatan.
Meskipun sekarang orang bisa bepergian keluar rumah, namun tidak mengubah keadaan bahwa kapela Tuan Ana tetap sepi peziarah.
Lois menerangkan bahwa ia bahkan pernah mencantumkan nomornya di pagar depan kapela jika ada yang ingin dibukakan pintu untuk berdoa, namun antusiasme umat sangat kurang sehingga jam buka kapela Tuan Ana hanya saat sore mulai dari jam 16.30 – 19.00 tergantung banyaknya pengunjung yang datang.
“Sebelum covid itu ya lumayan pengunjungnya, hanya setelah covid itu yang tidak terlalu” ujar Lois penjaga kapela Tuan Ana.
Setiap hari Kamis pagi di kapela Tuan Ana selalu diadakan misa dan ada jadwal setiap harinya secara bergilir oleh lingkungan-lingkungan.
Jika kamu datang ke Larantuka jangan lupa untuk mengunjungi situs religius ini. Mampirlah juga ke kapela Tuan Ana.
(Avilla Riwu/SBN)