Para pekerja maupun pemilik usaha di kawasan ini terpaksa banting stir bahkan ada yang menganggur dalam waktu lama karena wisatawan yang tak kunjung datang. Salah satunya ialah One, pemilik kapal One Deck dengan nama Cinta Baru.
One berasal dari Pulau Komodo dan mencari nafkah dengan mengantar wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo yang hendak melakukan perjalanan wisata ke Taman Nasional Komodo.
Dirinya sudah cukup lama mengadu nasib dengan pekerjaan ini dan menurutnya ini cukup menguntungkan. Sebelum pandemi, dia bercerita bahwa dalam seminggu, dia bisa sampai 4 kali melakukan perjalanan dari Labuan Bajo ke kawasan Taman Nasional Komodo.
Dalam sebulan pemasukan yang bisa diperoleh One dapat mencukupi kebutuhan rumah tangganya dengan seorang istri dan empat orang anak, serta untuk keperluan sehari-hari.
Namun sejak dilanda Pandemi, One sangat kesusahan. Dirinya mengaku bahwa sulit sekali mendapatkan tamu, bahkan dalam sebulan, belum tentu tamu menyewa kapalnya.
"Untung-untung saya bisa dapat tamu dalam sebulan. Kalaupun dapat itu tidak seberapa karena tamunya ya dari Jawa. Kalau tamu dari luar negeri enak. Saya terakhir trip itu bulan Oktober, sampai sekarang tidak pernah lagi" tutur One saat diwawancarai oleh tim INBISNIS di kapalnya yang parkis di Pelabuhan Labuan Bajo pada Minggu (20/12/20).
Karena tak bisa hanya menunggu, One pun beralih ke pekerjaan sebagai tenaga kapten freelance yang mengemudikan kapal untuk mengantar material pembangunan ke Pulau Rinca. Dirinya bisa bertahan menghidupi keluarganya hingga saat ini dengan pekerjaan itu.
Saat ditanya apakah cuaca yang akhir-akhir ini tak bersahabat juga mempengaruhi pekerjaannya, beliau membantah hal ini. Menurut beliau ia sudah paham betul kondisi di laut jadi ia tahu bagaimana cara mengatasi hal-hal akibat cuaca buruk di tengah laut.
One berharap pandemi ini segera berakhir sehingga dirinya bisa beraktivitas lagi seperti dahulu, selain itu dia juga berharap semoga dengan ditetapkan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super premium tidak mengubah segala hal yang sudah ada sesuai dengan standar premium.
"Saya takut kapal open deck milik saya tak lagi dapat diijinkan untuk beroperasi karena tidak sesuai standar premium yang ada." harapnya.
Reporter: Dewi Tamatur
Editor: Brina