Tanaman porang atau yang juga dikenal dengan nama iles-iles di daerah Jawa merupakan tanaman umbi-umbian yang memiliki nama latin Amorphophallus muelleri. Tanaman ini mengandung banyak karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, kristal kalsium oksalat, alkaloid dan serat pangan.
Tanaman porang ini biasanya diolah menjadi keripik, tepung porang atau yang juga dikenal dengan konjac flour dan tepung glukomanan atau konjac glucomannan. Tepung ini dapat diolah lagi menjadi pangan fungsional maupun bahan pangan seperti mie shirataki.
Menanam tanaman porang tidaklah cukup sulit, berikut beberapa langkah cara menanam tanaman porang agar menghasilkan tanaman yang baik.
-Siapkan lahan terbuka yang telah dibersihkan dari gulma.
-Bajak lahan agar tanah menjadi gembur.
-Siapkan lubang tanam berjarak 25x50 cm atau 25x60 cm.
-Isi lubang dengan sekam dan pupuk kompos.
-Siapkan biji katak, kemudian masukkan bibit ke dalam lubang tanam.
-Tutup lubang tanam dengan tanah setebal tiga sentimeter.
Bibit Biji Katak Tanaman Porang
Menanam tanaman porang sebaiknya dilakukan pada bulan Oktober hingga Desember atau pada awal musim hujan. Tanaman ini akan menghasilkan biji katak atau bintil porang setelah sekitar 5 bulan yang dapat disimpan untuk ditanam kembali saat musim hujan.
Selain itu apabila, menanam porang dari biji katak maka mata tunas diusahakan jangan dibalik agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Perawatan tanaman porang meliputi beberapa tahapan yaitu membersihkan gulma, meninggikan guludan, pemupukan, dan penjarangan.
Porang sudah bisa dapat dipanen setelah enam bulan atau setelah periode musim kemarau berakhir. Jika tidak dipanen, tanaman porang akan layu dan seolah mati.
Tapi tanaman porang tidak sebenarnya mati, karena pada tahun selanjutnya saat musim kemarau berikutnya jika diberikan pupuk dan dirawat dengan baik, tanaman porang bisa berisi kembali.
(PTW/Redaksi)