“Produksi lidah buaya pada 2020 berdasarkan data BPS sejumlah 16.928 ton dengan nilai provitas 184 ton per hektar," ujar Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto dikutip wartatani.co, Selasa (31/8).
"Harga lidah buaya di sentra produksi pada triwulan II tahun 2021 di tingkat petani Rp 5500 per kg dan di pasar Rp 6.250 diterima baik untuk pasar domestik di sejumlah kota besar maupun manca negara seperti wilayah Asia,” imbuhnya.
Salah satu kelompok tani yang berada di Pontianak Utara, Kalimantan Barat sejak tahun 2004 yang bernama Kelompok Tani Bentasan memiliki anggota sebanyak 14 orang memfokuskan budidaya pada tanaman lidah buaya dan pepaya. Dengan lahan seluas 1 hektar, kurang lebih terdapat 8000 tanaman lidah buaya dalam lahan tersebut dan mampu memanen sekitar 2,5 ton per bulannya.
“Adapun biaya penyiangan dan perawatan yang dikeluarkan hingga panen sebesar Rp 4,5 juta dan laba bersih yang didapat sebesar diperkirakan Rp 7 juta perbulannya,” terang Djie Shen, ketua Kelompok Tani Bentasan.
Ia mengungkapkan, keberhasilan panen terletak pada tahapan penanaman dan perawatan bibit dengan melakukan pemupukan abu somel yang dicampuri abu sabut kelapa.
Tak hanya memperhatikan rutinitas saja namun juga bagaimana cara pemotongan pucuk pelepah Lidah Buaya agar tumbuh dengan bagus dan tebal dengan memotong bagian ujung pada saat musim panas.
“Tak hanya itu Lidah Buaya yang dipanen juga dapat diolah dengan baik dan unik oleh Kelompok Tani Bentasan seperti menjadikan olahan minuman, olahan manisan, kerupuk, dodol dan oalah lainnya. Kelompoktani Bentasan juga memanfaatkan Lendir Lidah Buaya untuk menyembuhkan luka bakar untuk mencegah infeksi.” ungkap Tjhin Djie Shen.
Sebagai informasi, manfaat lidah buaya sangatlah beragam, antara lain mengobati luka bakar, mengurangi GERD, menurunkan kadar gula darah, melancarkan pencernaan, menjaga kesehatan rongga mulut, menjaga kelembaban kulit, mengurangi jerawat. Hingga mengurangi gatal dan iritasi serta mencegah keriput serta membersihkan wajah secara alami.
(PTW/Redaksi)