Tujuan panen adalah untuk memanen seluruh buah yang sudah matang dengan mutu yang baik secara konsisten sehingga diperoleh produksi Crude Palm Oil (CPO) per hektar yang tinggi dan mutu minyak dan inti sawit yang maksimal.
Untuk mendapatkan ekstraksi dan mutu minyak yang tinggi sangat ditentukan oleh mutu TBS dan mutu pekerjaan panen/potong buah. Oleh karena itu pelaksanaan pemanenan tidak boleh dilakukan secara sembarangan.
Disamping itu perlu disediakan tenaga pemanen dan alat-alat panen dalam jumlah yang cukup, agar produksi dapat optimal.
Produksi tandan buah segar ditentukan oleh jumlah tandan bunga yang dapat berkembang menjadi tandan buah. Buah terbentuk setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan. Waktu yang diperlukan mulai dari penyerbukan sampai buah matang dan siap panen kurang lebih 6 bulan.
Yang dimaksud dengan mutu tandan adalah derajat kesempurnaan pembuahan pada tandan, yang ditentukan oleh kesempurnaan penyerbukan. Penyerbukan yang kurang sempurna menghasilkan banyak buah kempet dalam artian kepala putik tidak diserbuki oleh benang sari dengan sempurna.
Buah kempet ini akan bermasalah terhadap pembentukan oil content yang tentunya berdampak kepada kandungan/rendemen minyak yang rendah. Bunga betina yang tidak terbuahi pada umumnya gugur, kemudian anak karangan bunga bekas tempat bunga tersebut menempel mudah diserang berbagai penyakit sehingga membusuk. Buah kelapa sawit normal hasil penyerbukan, berwarna kuning kemerahan hingga keunguan dan di dalam buah terdapat biji.
Kualitas atau mutu panen harus mendapat perhatian yang serius. Kehilangan minyak dan penurunan kualitas sebagian besar terjadi di kebun saat pemanenan dan pengangkutan hasil panen. Keberhasilan panen ditentukan oleh kesiapan prasarana dan sarana panen, kriteria kematangan TBS, manajemen panen (derajat kematangan, rotasi panen, sistem panen). Sarana panen adalah jalan yang dapat dilewati dalam segala musim, piringan yang bersih, jalan panen, tangga panen, titi panen dan TPH. TPH diberi bernomor.
Dalam pelaksanaan operasional panen yang perlu mendapat perhatian agar kualitas TBS dapat terjaga dengan baik adalah dengan melakukan standar panen yang benar dengan memperhatikan kualitas panen, pusingan panen, penempatan ancak pemanen yang benar, serta memanen buah matang panen dengan mengutip seluruh brondolan yang terlepas dari buah. Dengan melakukan panen yang baik dan benar, diharapkan akan didapatkan potensi rendemen sesuai potensi yang terkandung dalam buah. Dalam hal ini pabrik tidak bisa membuat OER yang tinggi, maka dibutuhkan kerjasama dengan lapangan agar melakukan panen terhadap buah matang panen.
Sumber : infosawit
(PTW/Redaksi)