Persiapan lahan manual dengan menggunakan hampir 80 persen tenaga manusia dalam persiapan lahan dan bibit yang digunakan dari umbi.
Secara umum super intensif menggunakan mesin dalam persiapan lahan dan pemilihan lahan dan pemilihan bibit dari katak atau bagian buah porang dengan pengadaan sprinkle atau air semprot untuk menjaga kelembaban tanah.
Dalam hal agen hayati jamur dan bakteri untuk menyuburkan tanah hampir sama dilakukan antara manual dan super intensif.
Bagian budidaya dan marketing Jagaraksa Porang Cianjur, Uci Sanusi, mengatakan pihaknya saat ini menyiapkan lahan seluas enam hektare di tiga kecamatan berbeda.
Pertama seluas dua hektare di Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, di lokasi ini bibit dipersiapkan dari umbi dengan teknik manual.
"Lokasi kedua berada di perbatasan Sukanagara dan Kadupandak, di tempat tersebut dipersiapkan lahan untuk teknik super intensif, luas lahannya sama," ujar Uci dikutip tribunjabar, Senin (13/9).
Uci mengatakan, tempat ketiga berada di Cintaasih Kecamatan Gekbrong, di lokasi ini persiapan lahan hampir sama dengan di Sukaluyu menggunakan teknik persiapan lahan manual dan bibit dari umbi.
Ia mengungkapkan, perbedaan dari penanaman porang menggunakan umbi dan dari katak sedikit berbeda.
"Dari umbi biasanya menghasilkan 4 kilo dari umbi yang ditanam satu kilo," kata dia.
Jika menggunakan teknik super intensif, hasil yang didapatkan akan lebih. Namun, kedua teknik ini direncanakan sama untuk satu musim saja.
"Rencananya penanaman juga sama bulan Oktober di mana intensitas hujan sudah cukup banyak," ungkapnya.
(PTW/Redaksi)