Sekretaris LPBI NU Kalsel Najmi Fuadi mengungkapkan, pertanian merupakan sektor yang paling parah terdampak banjir di awal 2021 lalu. Karena itu, program ini dilangsungkan agar ketahanan ekonomi petani menjadi lebih baik.
"Petani yang kita undang hanya bisa sedikit, namun demikian kita berharap mereka bisa menjadi model untuk bisa diduplikasi oleh petani lainnya," ungkap Najmi, dilansir jejakrekam, Senin (13/9).
Najmi menyebut, ketika terjadi banjir, banyak petani yang menyimpan gabahnya di rumah.
"Ya, mereka berharap bisa menjualnya ketika harga naik," ujar dosen UNU Kalsel tersebut.
Sementara itu, salah satu petani milenial Adiansyah yang sudah menjalankan bisnis penjualan beras dijadikan sebagai pendamping petani. Menurutnya, jika petani menginginkan kesejahteraan, maka pola penjualan harus diubah.
"Kuncinya adalah jangan menjual gabah, tetapi harus menjual beras giling. Apalagi jika dibuat menjadi premium dan dikemas dengan baik," pungkasnya.
(PTW/Redaksi)