Darmawan, pemilik kedai ini saat ditemui INBISNIS mengungkapkan inspirasi dan awal mula usahanya.
“2016 awal buka kopi dengan nuansa coffee bike. Pertama jualan di car free day (Renon, Denpasar). Jualannya ya gitu, kopi susu, tapi kopi susunya yang latte art. menggunakan metode manual brew dengan rok presso,” ungkap pria yang akrab disapa Awan tersebut, Selasa (14/9).
Sumber : Instagram Cangkruk Coffee Bike
“Kalau awalnya sekali, kita sebenernya jual kopi hitam tubruk sama tubruk susu. Kemudian liat brand ambassador di luar negeri dia pakai mesin di jalan kemudian saya terinspirasi dan pindah dari gerobak permanen ke gerobak sepeda setiap hari minggu di car free day,” imbuh pria asal Malang, Jawa Timur ini.
Pasca menjual kopi secara keliling, saat ini, ia telah membuka kedai dengan nuansa pertanaman di jalur hijau Jalan Hangtuah, Denpasar.
“Antusias disana tinggi, banyak yang nanya dimana buka, karena belum ada tempat jadi tak kasi tau dulu belum ada, nah setelah 3 kali jualan di car free day baru buka di sini,” kata Awan.
Darmawan, Pemilik Cangkruk Coffe Bike di Kedainya
Di masa pandemi Covid-19, ia menuturkan, penjualan sedikit terdampak namun tetap dapat bertahan menjalankan usahanya.
“Di masa pandemi, pasti lebih berat tapi masih bisa survive terutama pada roastery kopi, jadi kita juga menjual kopi bubuk dan menerima roasting kopi. Kopinya dari banyak origin misalnya Robusta Dampit, Arabica Kintamani, Robusta Pupuan dan lainnya,” ujar Awan.
“Saya juga nyuplai kopi ke beberapa kedai kopi dan coffee shop di Bali misalnya di Denpasar dan Gianyar,” pungkasnya.
(PTW/Redaksi)