"Saya tidak pernah mengemis untuk mendapat pangkat dan jabatan. Apalagi, menggadaikan yang selama ini saya perjuangkan. Saya konsisten, saya rela mempertaruhkan leher saya untuk terus menegakkan Pancasila dan berkibarnya Merah Putih," ucap Moeldoko dalam rekaman video di instagram pribadinya, Selasa (30/3).
Moeldoko yang masih menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan RI menyampaikan, dalam militer dia bertugas mengawal stabilitas dan demokrasi. Namun dalam pilihannya saat ini, dia menggunakan hak politiknya sebagai seorang sipil.
|Baca Juga: Moeldoko Akan Tertibkan Internal Partai Demokrat
"Ketika bertugas sebagai panglima, tugas besar yang saya lakukan adalah bagaimana menjaga stabilitas dan mengawal jalannya demokrasi yang dinamis. TNI bermain di ruang sempit, tetapi dengan seni kepemimpinan, situasi itu saya hadapi dan pada pemilu 2014 semuanya telah berjalan dengan baik," sebutnya.
Dengan adanya pandangan-pandangan yang meragukan Manuvernya di Partai Demokrat, Moeldoko menanggapi, dirinya membuat keputusan melalui haknya sebagai warga sipil. Dia mengaku demokrasi telah melekat dalam dirinya.
|Baca Juga: Diminta Jadi Ketum Demokrat, Moedoko Tak Beri Tahu Anak Istri
Di akhir pembicaraan, dirinya dengan tegas mengatakan akan berdiri dan memimpin untuk meruntuhkan siapapun yang berusaha merusak keindonesiaan.
(Red*/Wirawan)