"Banyak umat mengatakan bahwa misa yang dilaksakanan secara virtual dirasa kurang efektif, tetapi ini bertujuan untuk menaati protokol kesehatan demi keamanan dan kenyamanan kita. Setidaknya live streaming dapat sedikit membantu menunjang mereka untuk tetap dapat beribadah," kata Romo Roni saat ditemui INBISNIS (2/4).
Dalam kesempatan yang sama, BPU-Dewan Pastor Paroki Gereja Katedral Denpasar, Antonius Tri Kurniawan (Wawan) menyampaikan, Gereja Katedral Denpasar memiliki kapasitas sebanyak 2000 jemaat. Dengan adanya pandemi Covid-19, dilakukan pembatasan jumlah jemaat yang hadir.
Update Informasi Harianmu. Klik di Sini untuk Bergabung!
"Umat dibatasi hingga 50 persen. Dari kapasitas sampai 2000, kami hanya bisa menerima umat berkisar 650 jemaat. Normalnya, pada hari besar, kami bisa menerima hingga 2000 jemaat." ucap Wawan.
Untuk tetap memenuhi kebutuhan jemaat agar dapat melaksanakan misa di Gereja Katedral Denpasar tanpa melanggar Covid-19, Wawan beserta panitia Perayaan Tri Hari Suci menambah jumlah misa dalam satu hari.
Baca Juga: Jumat Agung, Gereja Katedral Denpasar Lakukan Pengamanan Berlapis
"Jadi, karena jumlahnya (umat) sedikit, maka kita membuat misa lebih banyak. Kita mengadakan lima kali ibadah atau misa dengan masing-masing misa dipimpin pastor rekan dan paroki serta Bapak Uskup juga" sambungnya.
Dari 650 umat dalam setiap waktu misa, Gereja Katedral Denpasar dikuotakan sebanyak 400 umat dan sisanya untuk umat dari luar Daerah Denpasar. Agar dapat mengikuti misa, diperlukan tanda masuk yang diberikan oleh kepala lingkungan masing-masing.
Baca Juga: Ketika Rizieq Shihab Tertunduk Malu di Depan Jaksa
"Mereka (umat) diberikan tanda masuk yang akan didisribusikan melalui kepala lingkungan masing-masing. Jadi di sini ada 24 lingkungan, kepala lingkungan beserta basisnya akan memberikan tanda masuk sehingga umat dapat hadir sesuai jadwalnya," lanjut Wawan.
Terkait protokol kesehatan lainnya, umat yang hadir diwajibkan menggunakan masker, mencuci tangan, menggunakan handsanitizer serta melakukan cek suhu badan menggunakan thermo gun serta penerapan physical distancing.
"biasanya satu baris tempat duduk bisa diisi sepuluh, namun saat ini hanya bisa diisi tiga atau empat saja," tandasnya.
(Wirawan)