Program ini diadakan bersama aliansi mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam kelompok cipayung plus serta BEM se Bali diantaranya KMHDI Denpasar, PMKRI Denpasar, IMM Denpasar, GMKI Denpasar, GMKI Badung, EW LMND Bali, HMI Denpasar, KAMMI Denpasar, BEM PM Unud, BEM STIKI, BEM UNMAR dan Pasikian Yowana Provinsi Bali.
GMNI Denpasar yang sebelumnya terus menyuarakan percepatan pembukaan pariwisata Bali, melalui Ketua DPC GMNI Denpasar I Putu Chandra Riantama menyebut vaksinasi massal ini diselenggarakan untuk mengejar target herd immunity khususnya di Bali sehingga pariwisata Bali yang mati suri bisa dibuka untuk border Internasional.
“Ini ikhtiar kami agar Bali bisa bangkit kembali. Kami mengadakan vaksinasi massal ini agar Herd Immunity khususnya di Bali segera tercapai. Jika itu sudah tercapai, tak ada alasan lagi pemerintah tidak membuka pariwisata, kemarin kan bilang begitu (syarat pariwisata di buka, bali sudah herd immunity), makanya ini kita kejar,” kata Chandra.
Chandra mengungkapkan vaksin yang digunakan berjenis Sinovac dan Astrazeneca baik untuk dosis pertama maupun kedua. Perhari disebutkan menyuntikan 350 dosis kepada masyarakat dan diselenggarakan selama 3 hari.
Dirinya menjelaskan, masyarakat terlebih dahulu melakukan pendaftaran melalui aplikasi Speed Id secara daring sehingga tidak akan menimbulkan kerumunan.
“Kami membuat skema berbeda, kami gunakan aplikasi sehingga kami jamin tidak terjadi kerumunan, melihat evaluasi penyelenggaraan vaksinasi di berbagai tempat yang sebelum nya masih menggunakan sistem manual itu hampir dipastikan akan terjadi kerumunan bahkan banyak masyarakat yg datang dari subuh untuk mengantri” ucap Chandra.
Chandra Riantama yang juga merupakan koordinator vaksinasi massal ini mengajak seluruh masyarakat untuk menyukseskan program vaksinasi. Tujuannya agar herd immunity dapat segera tercapai sehingga kebangkitan Bali bisa segera didepan mata.
Dirinya mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung kegiatan khususnya pemprov bali, bamboomedia, dapur yadnya, dapur jaba paon, dapur ragam dan inti bali.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya mengapresiasi apresiasi kepada anak anak muda dari organisasi kepemudaan (OKP) yang telah berkontribusi membantu pemerintah, dan tetap menjalankan protokol kesehatan dalam proses vaksinasi.
“Yadnya tertinggi itu adalah membantu sesama, berbanggalah menjadi relawan. Ini tercatat dalam sejarah, pada waktu covid saya menjadi relawan, pokoknya keren, mun sing relawan sing keren,” ujarnya kepada para relawan.
(PTW/Redaksi)