Mengutip dari laman sektab.go.id, Presiden Jokowi, dalam sambutannya mengatakan bahwa TNI merupakan garda terdepan penjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, TNI juga diharapkan oleh Presiden Jokowi untuk terus manunggal dengan rakyat, sigap, aktif melindungi seluruh lapisan masyarakat dari berbagai ancaman.
“Kesigapan TNI ini juga saya minta untuk selalu diaktifkan dalam menghadapi spektrum ancaman yang lebih luas, seperti pelanggaran kedaulatan, pencurian kekayaan alam di laut, radikalisme, terorisme, ancaman siber dan ancaman biologi termasuk juga ancaman bencana alam,” himbau Presiden Jokowi.
Senada dengan hal tersebut. Oleh karena itu, TNI harus berupaya melakukan pembaharuan di berbagai sektor, termasuk penggunaan teknologi mutakhir.
“Menghadapi spektrum ancaman yang lebih luas, transformasi pertahanan harus terus dilanjutkan untuk meletakkan fondasi bagi pembentukan kapabilitas pertahanan modern yang relevan dengan perkembangan teknologi militer terkini. Sehingga TNI dapat bertransformasi menjadi kekuatan pertahanan Indonesia yang mampu berperan di lingkungan strategis regional maupun global,” tambahnya.
Tak hanya sampai di sana. Dalam kesempatan itu pula Presiden Jokowi menegaskan perlunya asimilasi TNI terhadap sektor ekonomi dan industri sebagai langkah strategis pertahanan yang dapat menopang pembaharuan TNI.
“Saya tegaskan kembali. Kita harus bergeser dari kebijakan belanja pertahanan menjadi kebijakan investasi pertahanan yang berpikir jangka panjang, yang dirancang sistematis dan yang dijalankan secara konsisten dan berkelanjutan. Untuk itu saya perintahkan agar terus melakukan adopsi dan inovasi teknologi mutakhir di negara kita. Bergerak aktif dalam konsorium industri pertahanan global, memegang teguh semangat kemandirian dan penguatan industri pertahanan dalam negeri untuk mewujudkan kekuatan pertahanan Indonesia yang lebih mumpuni,” tegas Presiden Jokowi.
(NMH/Redaksi)