“Presiden meminta kita, secara bertahap, apa yang bisa kita lakukan di sana [di Papua Barat]. Lebih khusus memanfaatkan lahan-lahan yang memang sangat realistis untuk kita lakukan penanaman. Salah satu yang harus kita maksimalkan adalah jagung kita di tempat itu dan saya dikasih waktu satu bulan untuk melakukannya” ungkap Mentan di depan awak media.
Sejauh informasi yang telah didapatkan oleh INBISNIS, terdapat 7 juta hektare lahan yang secara potensial bisa ditanami komoditas tanaman pangan dan hortikultura. Sedangkan dari 7 juta hektare lahan tersebut, 11.000 hektar di antaranya dapat ditanami jagung. Artinya, baru tergarap 33 persen alias belum maksimal.
Maka pemerintah akan menindaklanjuti guna mempercepat terciptanya produktivitas pertanian di ujung timur Indonesia itu. Adapun tahap-tahapnya yakni, pertama, budidaya. Kedua, pengolahan. Ketiga, pemasaran/marketing.
“Tentu saja, kita menangani ekosistem ini dalam tiga tahap. Tahap pertama terkait dengan budidaya: bagaimana pengembangan jagung untuk bisa produktivitasnya terus meningkat dan produksi nasionalnya sesuai dengan target yang dibutuhkan, bahkan melampaui target yang ada. Yang kedua adalah bagaimana mengelola setelah panen sampai mengolahnya; mengolah itu artinya sudah dalam proses-proses yang sesuai kebutuhan, ada untuk makan dan lain-lain. Yang ketiga adalah marketnya” jelas Mentan.
Selain mempercepat produksivitas jagung di sektor pertanian, Mentan juga mengantisipasi jika produktivitas telur dan ayam meningkat, sedangkan nilai harganya turun, di Papua Barat akan dibuat industri telur yang merupakan agenda permanen pemerintah demi membantu masyarakat melalui program-program bansos.
(NMH/Redaksi)