Hasil telusuran wartawan INBISNIS dari beberapa sumber yang hendak ke Ternate saat menyaksikan acara pembukaan (16/10) mengatakan bahwa permintaan ABK malah ada yg minta 2 jutaan.
“Saya dengar sendiri bahasa yg keluar dari para tamu yg satu speed dgn saya pada saat kembali ke Ternate, sayangnya saya tidak sempat nanya dari mana asal mereka, yg jelas mereka ungkapan kekecewaan ke panitia karena mereka sudah tidak dapat tempat menginap, pulang ke Ternate malah dapat biaya tinggi. Malah ada yg menimpali temannya, ini pertama dan terakhir kesini. Saya jadi malu sendiri mendengarnya”, demikian cerita penumpang speed saat kembali bersama para tamu dari luar daerah.
Keluhan yang sama juga dari seorang penumpang bernama Wati dengan mengunggah di salah satu media sosial pada hari ini Selasa (19/10)
“Harga speed ke Ternate Rp 1 juta ni so batul sudah??? Apa kata tamu-tamu kita kalo ngoni (ABK speed) manfaatkan situasi model begini? Biasanya pake (sewa) paling tinggi 600 kong?”, tutur ibu Wati.
Komentar ibu Wati ini mendapat respon dari 86 orang yang hampir seluruhnya mengeluarkan komentar prihatin atas kenaikan harga speed yang tidak terkontrol.
“Ketika saya turun dari mobil, mereka oknum ABK speed mendekati saya lalu mengatakan; Ibu 1,5 langsung jalan (maksudnya Rp 1 juta 500 ribu). Saya menatap dia dari ujung rambut sampai ujung kaki, langsung ABK itu jalan pergi. Ia berpikir saya mungkin saja tamu STQ”, lanjut Wati.
“Iyo eh, kecuali torang (maksudnya ia sendiri) tidak pernah kesana kamari dengan sped? Normal itu Rp. 300 ribu, klo dong mengeluh so sore atau minyak mahal tu paling tinggi 600, ini kong batiki (kase naik harga) sampe? Keadaan seperti ini membuat orang Ternate akan tako (takut) pigi (pergi) nonton STQ “, keluh ibu Mardhiyani mengomentari status yang ada.
Hal ini akan menjadi preseden buruk ke depan jika tidak ditangani secepatnya seperti komentar seorang netizen bahwa kalau begini cara pelayanan tamu dengan mempermainkan harga maka tamu nantinya akan kembali ke kampung masing-masing dengan membawa cerita tidak baik tentang transportasi Speed di Ternate-Sofifi atau sebaliknya. Di sinilah peranan pemerintah mengawasi dan menetapkan batas harga tertinggi agar memberikan dampak positif tentang pengembangan pariwisata Malut ke depan.
Ketika wartawan INBISNIS menghubungi Kadis Perhubungan Provinsi Armin Zakaria melalui telepon selulernya dia mengatakan bahwa telah terpantau ada ABK speedboat yang nakal, pada hal jauh-jauh hari kami sudah mengantisipasinya dan oknum ABK yang nakal ini pernah dipanggil dan diberikan sanksi. Pemerintah juga sudah melaksanakan operasi menyambut pelaksanaan STQ ini dengan sebutan Operasi Mutiara dengan mewanti-wanti para ABK agar tidak menaikan harga tiket.
“Hal ini sudah keterlaluan, sayangnya kami belum punya bukti yang konkrit atau bukti langsung, jadi kalau kami dapatkan oknum-oknum seperti ini maka kami akan bawa ke ranah hukum pidana”, demikian tegas Armin.
(ARH/SBN)