Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
Sebanyak 75 UMKM yang hadir menyemarakkan kegiatan STQ tahun ini. Mereka ditempatkan di seputar venue lokasi STQ. Sebagian besar UMKM ini menyediakan souvenir maupun makanan ringan khas Maluku Utara. Keikutsertaan mereka dalam ajang ini melalui proses pendaftaran secara online yang dikoordinir Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (KUMKM) Provinsi Maluku Utara.
“UMKM yang telah mendaftar resmi kita undang, lalu mereka diberikan lapak berupa stand dan perlengkapan lainnya seperti meja kursi, agar mereka datang dan tinggal jualan saja. Selain lapak jualan, panitia juga menyediakan stand untuk pameran”, demikian jelas kepala bidang UMKM, Dinas KUMKM Provinsi Maluku Utara Ansar Naim ketika dihubungi INBISNIS via handphone.
Hasil pantauan INBISNIS terlihat bahwa beberapa lapak sejak pembukaan sampai hari ini dipadati pengunjung peserta STQN seperti lapak Souvenir yang menjual batu bacan dan UKM produksi lainnya yang menyajikan bubuk kopi rempah-rempah dan lain-lain.
“Sehari bisa laku berapa?’, tanya INBISNIS kepada salah satu penjual Batu Bacan yang berada di area samping venue Masjid
“Alhamdulillah, lumayan dari hari-hari biasa, dengan acara STQ ini omzet saya naik 3 kali mas”. jelas penjual batu bacan itu.
Lain lagi dengan UMKM yang menyajikan kopi bubuk rempah khas Kota Tidore yang disebut kopi “dabe”.
UMKM satu ini ditempatkan di Venue kantor gubernur dan ada juga yang membuat lapak sendiri dekat dengan penginapan kafillah. Kopi yang sarat dengan bumbu rempah jahe, jengki, pala dan kayu manis ini memberikan aroma dan rasa yang nikmat. Banyak kafilah dari Sumatera menyukainya membuat dagangan UMKM ini laris manis.
Sejak Pendemik Covid-19 sejumlah usaha kecil menjadi salah satu sektor yang paling merasakan dampak wabah Virus Corona (Covid-19), lewat kesempatan ini dapat menjadikan sebagai promosi hasil UMKM ke berbagai daerah melalui utusan yang hadir dalam pelaksanaan STQ di Sofifi.
“Hari-hari biasa kita jualan di warung, yang beli ya orang sekitar kampung sini saja. Tapi ketika ada event ini, masyarakat dari berbagai provinsi yang membeli kopi. Bahkan kopi bubuk juga banyak diminati,” kata salah seorang pedagang.
Kemudian pedagang lain juga mengatakan bahwa biasanya pendapatan perhari hanya 300 – 500 ribu, dengan adanya lapak di area STQ ini pendapatannya meningkat menjadi 1 sampai 2 juta.
Satu hal yang menjadi kendala UMKM di awal pembukaan STQN adalah penempatan lapak UMKM yang jauh dari venue agak tersembunyi di samping sebuah gedung yang baru di bangun, Namun panitia dengan ragam acara menarik disajikan pada malam hari di depan pelataran stand UMKM, akhirnya persoalan sepi dan sunyi pengunjung dapat diatasi.
Transportasi darat dan laut
Sejak adanya STQ arus lalu lintas baik di darat maupun dilaut meningkat sangat signifikan, keadaan ini berdampak positif pada pendapatan usaha transportasi baik speedboat dengan rute dari daerah lain menuju Sofifi, juga bagi bendi motor (bentor) di Sofifi dan Ternate mengalami kenaikan omzetnya hingga di atas 100 persen.
Dimana saat pembukaan hingga pelaksanaan STQN di Sofifi, omzet yang diperoleh bentor hingga mencapai di atas Rp1 juta per hari. Sedangkan speedboat dari Ternate menuju Sofifi pendapatannya naik 200 persen.
Namun ada satu persoalan yang menjadi persoalan dan sempat viral di media sosial yaitu adanya oknum ABK nakal yang dengan seenaknya menaikan tarif sewa speedboat yang sempat diangkat media ini dengan judul Memanfaatkan Even STQ, Harga Tiket Speedboat “Selangit”.
Travel Lokal
Satu usaha menarik lainnya adalah pemilik travel lokal yang ada di Kota Ternate. Dengan kedatangan kafilah dan pengunjung kurang lebih 1.400 orang dengan 34 kontingen, sebagiannya menggunakan jasa biro perjalanan lokal yang ada di Kota Ternate. Salah satu biro perjalanan yang memperoleh keberkahan pada event STQN ini adalah North Maluku Tour Travel (NMTT).
Biro perjalanan yang berkantor di Jalan Gamayou Blok K Kota Ternate ini kecipratan berkah menangani 3 group/kelompok yang turut serta dalam ajang STQN. Tour yang dikemas dalam paket Tour Religi Ternate untuk Peserta STQN di Maluku Utara memasang tarif 4,8 juta per group dimana satu group terdiri dari 24 orang dan satu group kecil minimal 6 orang dengan tarif per orang Rp.450 ribu.
Fatmawati pemilik NMTT ini menjelaskan kepada INBISNIS bahwa Ternate dan Tidore adalah kota wisata sejarah khususnya budaya Islam yang menarik, tentu saja bagian besar peserta yang datang mengikuti ajang STQ mengambil kesempatan untuk melihat situs-situs sejarah di Ternate dan Tidore.
“Peserta Tour akan dijemput di Titik poin ( Pelabuhan semut ) pukul 8:00 selanjutnya akan dibawa untuk menikmati keindahan lanskap Pulau Ternate dngan Danau Ngade dengan latar belakang Pulau Maitara dan Tidore yang sangat indah. Dan melihat samar-samar deretan pulau-pulau lain yang membentuk empat kerajaan di Maluku Utara. Selanjutnya peserta menuju Kedaton Sultan Ternate yang berada di kelurahan Soa-sio Ternate.Kedaton Sultan ini merupakan kedaton yang ketiga, dibangun oleh Sultan Muhammad Ali ada tahun 1813. Peserta Tour akan mengelilingi Kedaton yang menjadi pusat pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan Ternate pada masa lampau, melihat berbagai peninggalan yang akan memberikan edukasi tentang sejarah Ternate khususnya dan Maluku Utara yang gemilang di masa lampau dan melihat bagaimana kentalnya pengaruh Islam di Ternate dan bukan cuman itu saja masih banyak situs yang lain dikunjungi peserta tour”, demikian jelas Wati ketika ditanyakan situs mana saja yang dikunjungi peserta paket ini.
Menurut Wati paket ini sudah termasuk transfer dan transportasi sesuai program, Meals Snack dan Makan siang (meal box) ,Pemandu wisata, Air mineral dan tiket masuk obyek wisata”, tutur pemilik biro perjalanan mengakhiri perbincangan dengan INBISNIS.
(Anto Hoda/SBN)