Sebagai Prodi yang baru beroperasi pada Tahun Akademik 2021/2022 ini, kepengurusan HMPS Peternakan (HIMAPET) merupakan kepengurusan perdana dan diharapkan menjadi dasar yang baik untuk pengorganisasian kegiatan mahasiswa intra kampus di masa yang akan datang.
Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Pertemuan Fakultas tersebut dibuka oleh Dekan FPPT Dr. Wahyuni Purnami, S,P.,M.Pd. Dalam sambutannya Purnami menegaskan pentingnya peran HMPS sebagai wadah menyalurkan aspirasi mahasiswa serta media pembinaan karakter mahasiswa itu sendiri. Ia mengharapkan agar melalui HIMAPET ini mahasiswa Prodi Peternakan mengambil bagian secara aktif dalam berbagai kegiatan ilmiah dan perlombaan kemahasiswaan untuk mendukung suasana akademik yang baik.
Sementara itu, Ketua Prodi Peternakan, Maria Tarsisia Luju, S.Pt.,M.Pt. menyampaikan harapannya agar HIMAPET ini agar dapat menjembatani semua urusan kemahasiswaan prodi, serta mampu menimba semangat Santu Paulus.
Sebagaimana dilaporkan oleh drh. Korbinianus F. Rinca, M.Sc. selaku Moderator HIMAPET, dalam kegiatan sebelumnya telah dilakukan proses pemilihan ketua dan pengurus inti HIMAPET. Proses pemilihan yang melibatkan seluruh mahasiswa Prodi Peternakan, menempatkan Agustinus Jebarut sebagai Ketua HIMAPET. Pemuda asal Dalo, Kecamatan Ruteng ini, mengharapkan dukungan dari berbagai pihak baik dosen maupun BEM Fakultas dan BEM Universitas untuk membantu mereka dalam kegiatan kemahasiswaan.
Kegiatan ini juga dihadiri secara langsung oleh sekretaris Dekan FPPT Fabianus Gangkur, S.Fil.,M.P serta delapan orang mahasiswa perwakilan dari BEM Universitas, BEM Fakultas, HMPS Agronomi, dan HMPS Sosial Ekonomi Pertanian. Mahasiswa prodi peternakan lainnya mengikuti kegiatan ini secara daring melalui aplikasi zoom meeting.
Kegiatan pelantikan ini juga diisi dengan kegiatan seminar ilmiah di bawah tema “integrasi aspek lingkungan hidup dalam usaha peternakan.” Wigbertus Gaut Utama, S.Fil.,M.Sc, selaku narasumber seminar menguraikan secara detail beberapa persoalan usaha peternakan dalam kaitannya dengan lingkungan hidup. Sebagai titik temu antara peternakan dan lingkungan hidup ia mengedepankan dua hal penting pertama, studi ekologi yang dapat menjembatani lingkungan hidup dan usaha peternakan; kedua, Lingkungan hidup dan peternakan dapat dikaji dalam aspek kebijakan pembangunan terutama pada skala desa atau komunitas. Dalam hal ini Wigbertus mengingatkan baik dari aspek studi ekologi maupun kebijakan pembangunan, daya dukung lingkungan untuk usaha peternakan kiranya penting untuk diperhatikan.
Untuk diketahui, sejak tahun akademik 2021/2022 ini Unika Santu Paulus ruteng telah menyelenggarakan pendidikan S1 Peternakan, dengan jumlah mahasiswa angkatan pertama sebanyak 64 orang dengan enam orang tenaga pengajar. Prodi ini diharapkan mampu menjadi partner pemerintah dan masyarakat untuk mengoptimalkan pembangunan daerah dan masyarakat demi kesejahteraan bersama.
(Wigbertus Gaut Utama/Redaksi)
