Banyak apresiasi yang datang dari kesuksesan event dua tahunan ini. Mulanya apresiasi datang dari Wamen Agama sendiri saat memberikan sambutan penutupan Sabtu (22/10/2021).
“Kalau menyelenggarakan sebuah event nasional, atau STQ Nasional di tempat-tempat yang fasilitas ada, hotel-hotel megah ada sarana megah ada, itu bukan hal luar biasa. Tapi penyelenggaraan di tempat yang terbatas dan berhasil itu baru luar biasa”, tutur Zainut yang disambut tepuk tangan ribuan hadirin yang menyaksikan acara penutupan tersebut.
Apresiasi kedua datang dari Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid saat berkunjung ke kediaman Gubernur Maluku Utara. Sebagai tokoh nasional sekaligus alumni PTIA, wakil ketua MPR ini tak sungkan-sungkan menyampaikan kekagumannya kepada Gubernur dan seluruh jajarannya atas upaya dan kerja keras menyukseskan STQH yang sudah berlangsung aman dan lancar.
“Saya selaku Wakil Ketua MPR sekaligus alumni Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran menyampaikan apresiasi dan rasa hormat yang luar biasa kepada Pak Gubernur Maluku Utara (Abdul Ghani Kasuba). Beliau memang ahli Alquran. Jadi, Kota Sofifi ini kota kecil, tapi menjadi mercusuar pelaksanaan seleksi tilawatil quran tingkat nasional,” ujar Gus Jazil–sapaan akrab Jazilul Fawaid–saat berkunjung ke kediaman Gubernur Maluku Utara.
Lebih jauh disampaikan Gus Jazil, bahwa suksesnya pelaksanaan STQ Nasional ke-XXVI di Maluku Utara ini adalah sebuah pelajaran untuk kita semua bahwa di tengah pandemi Covid-19, keberanian dan keyakinan penuh justru muncul di kota kecil, Sofifi yang bisa memancarkan cahaya Alquran.
”Mudahan-mudahan ini bisa meningkatkan kekuatan dan keutuhan bangsa dalam bernegara,” tuturnya.
Apresiasi selanjutnya muncul dari benak seorang wakil bupati Kabupaten Bandung. Sepertinya Wakil Bupati yang juga artis sinetron ini merasa tersanjung dengan semua pelayanan yang diberikan panitia STQ selama dia berada di Ternate dan Sofifi.
“Saya tidak menyangka dengan pelayanan yang tulus dan ikhlas ini. Terus terang saya merasa tersanjung atas sambutan dan pelayanan pemerintah provinsi Maluku Utara. Terutama untuk LO. Saat pertama kali kaki saya menginjak bumi Kie Raha (betul ya? Tanya dia sambil tersenyum. Kami langsung dijemput dan disuguhkan tarian adat daerah Malut” ungkap Wakil Bupati Bandung dengan nada Bahagia kepada wartawan.
Ia menandaskan, keterbatasan tempat menginap di kota kecil Sofifi diantisipasi oleh pemerintah provinsi Maluku Utara. Setiap kontingen mendapatkan tempat tinggal yang sangat layak.
“Tempat menginap para kafilah sangat representatif. Fasilitasnya lengkap layaknya hotel,” paparnya Sahrul.
Apresiasi bukan hanya datang dari pejabat dan tokoh nasional, umumnya kafillah-kafillah yang hadir juga menyampaikan rasa syukur dan ucapan terimakasih atas pelayanan yang diberikan panitia dalam hal ini LO yang selalu stand by di setiap rumah yang ditempati mereka. Bahkan ada yang sampai meneteskan air saat berpamitan pulang meninggalkan sofifi.
Penempatan para kafillah di rumah ASN dan dilayani oleh LO menurut mereka memberikan kesan yang sangat dalam, karena disinilah tercipta rasa kekeluargaan.
“Ini baru terjadi di STQ sofifi, saya merasa seperti di rumah sendiri”, ungkap seorang kafillah.
“Panitia LO nya sangat ramah dan baik semuanya”, potong kaffilah lainnya.
“Keterbatasan hotel bukan sebuah kendala. Model pelayanan yang disajikan di Sofifi menjadi contoh yang dapat diadopsi daerah lain jika menjadi penyelenggara STQ Nasional namun terkendala dengan ketersediaan fasilitas hotel. Seakan tinggal di rumah sendiri. Kami lebih enjoy”, ujar seorang official STQ dari Kepulauan Riau.
Kesuksesan yang diraih STQ XXVI di Sofifi tidak bisa dipungkiri peranan panitia dan seluruh masyarakat Maluku Utara. Namun dibalik itu semua, ada seorang anak muda yang kebetulan ditunjuk Gubernur sebagai Ketua Panitia Daerah yaitu Salmin Janidi. Laki-laki low profile ini didaulat gubernur untuk mengkoordinir persiapan hingga pelaksanaan ajang nasional sampai tuntas.
”kesuksesan ini adalah kesuksesan kita semua, termasuk para wartawan”, tutur Salmin.
(Anto Hoda/SBN)
