“Moderasi beragama dalam beberapa tahun belakangan menjadi kebutuhan mendesak membangun Indonesia toleran karena itu penting kerjasama dengan IAKN Tarutung ini penting mengingat kampus ini melahirkan pemuka-pemuka agama Kristen”, ujar Direktur Paritas Institut, Penrad Siagian, seusai penandatangan yang dilaksanakan Kamis (28/10/2021).
Menurutnya, Indonesia saat ini sedang dalam keadaan darurat keberagaman yang mengancam peradaban Indonesia masa depan. Salah satu cara menghindari kondisi tersebut, lanjutnya, dilakukan dengan mempersiapkan kader-kader dari kalangan milenial sebagai agen yang akan mempromosikan perdamaian dan toleransi di tengah masyarakat.
Baca Juga: INBISNIS Resmi Menjadi Distributor Nasional Oorloop dan Spartan
“Kampus IAKN Tarutung ini sangat penting sebab disinilah kader muda milenial dipersiapkan selain keberadaan IAKN yang mencetak pemuka-pemuka agama”, sambung Penrad Siagian.
Moderasi beragama merupakan instrumen dan jalan untuk membangun kehidupan beragama yang toleran dan inklusif. Sikap anti toleransi dan tertutup pada dasarnya ada pada semua agama dan oleh karenanya moderasi beragama penting untuk ditanamkan pada seluruh masyarakat.
Toleransi sendiri telah lama dilakukan IAKN Tarutung. “Walaupun IAKN Tarutung berlatar belakang Kristen tetapi sudah lama memiliki dosen yang bukan beragama Kristen”, kata Dame Taruli, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Kristen IAKN Tarutung pada kesempatan yang sama.
Selain itu, lanjut Dame, nilai pluralisme dan toleransi menjadi salah satu pondasi kehidupan kampus IAKN.
“Kami mengedepankan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi yang ditanamkan pada seluruh mahasiswa IAKN”, ujarnya.
Poin kerjasama Paritas Institut dengan IAKN Tarutung ini menyangkut pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat. Sebagai langkah awal, kedua lembaga akan menyelenggarakan lokakarya yang dilaksanakan pada 8 – 11 November 2021 di Tarutung. Adapun lokakarya ini berisi seminar nasional, pelatihan dan kunjungan serta dialog dengan pemuka agama di rumah ibadah selain Kristen. Lokakarya tersebut bertema “Gerakan Revolusi Mental Menuju UKN yang Inklusif”.
Program ini selain diselenggarakan Paritas Institut dan IAKN Tarutung juga melibatkan Kementerian Kordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK).
“Sebagai kampus yang telah lama menerapkan nilai-nilai pluralisme kami siap menyelenggarakan kegiatan ini dan mewujudkan rumah moderasi menuju transformasi dari Institut Agama Kristen Negeri menjadi Universitas Kristen Negeri Tarutung yang tetap inklusif”, kata Dame Taruli.
(Redaksi)
