Tanaman ini tergolong sangat mahal karena harus melewati proses yang sulit untuk merawat dan memeliharanya. Maka tidak heran jika banyak yang tertarik untuk memelihara tanaman bonsai. Salah satunya adalah Komunitas Nagi Bonsai. Sejak lama, hobi berbonsai telah ada pada masing-masing anggota Komunitas Nagi Bonsai.
Komunitas Nagi Bonsai terbentuk sejak tahun 2018. Terbentuknya komunitas ini diprakarsai oleh enam orang yang merasa memiliki kesamaan hobi. Hingga kini jumlah anggota komunitas lebih dari 50 orang.
Ini merupakan tahun ketiga Komunitas Nagi Bonsai mengadakan pameran sejak 2019. Namun, saat pandemi tahun 2020 pameran bonsai dilaksanakan secara roadshow.
Pameran ketiga berlangsung sejak 25 – 30 oktober 2021 dan dilaksanakan di Taman Kota Felix Fernandez Larantuka, Kabupaten Flores Timur.
“Kami tidak punya buku tamu tetapi artinya animo masyarakat mungkin karena selama ini pandemi jadi lumayan, antusiasnya lumayan cuma memang biasanya rame itu kalau di akhir pekan,” jelas Daniel, Sekretaris Komunitas Nagi Bonsai.
Jenis tanaman bonsai yang dipamerkan Komunitas Nagi Bonsai bermacam-macam yang mana vegetasi tanaman bonsai diambil dari alam Flores Timur dan sekitarnya namun tidak semua tanaman dari alam bisa digolongkan ke dalam tanaman bonsai, ada kriteria tertentu. Terlalu banyak tanaman yang terbilang sudah umum untuk tergolong dalam bonsai.
Dalam pameran ini ada sebuah tanaman yang belum teridentifikasi namanya. Tanaman ini ditemukan di Tanjung Bunga. Daunnya mirip seperti asam sehingga dinamakan asam tanjo. Tanaman ini diharapkan akan menjadi sebuah komoditi yang nantinya akan diperkenalkan kepada Persatuan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI).
Meskipun pameran ini terbuka setiap saat dan tidak ada batas jam kunjungan namun pengunjung paling ramai di atas jam 18.00. Berdasarkan pantauan INIBISNIS.ID terdapat berbagai macam jenis tanaman bonsai yang dipamerkan dan kisaran harga yang tertera mulai dari Rp 100 Ribu hingga Rp 4,7 Juta. Beberapa tanaman hanya dipamerkan dan diperkenalkan saja kepada pengunjung, namun ada juga dijual.
Semua tanaman bonsai yang dipamerkan adalah milik anggota Komunitas Nagi Bonsai juga beberapa tanaman dari komunitas bonsai di Ende, Flores.
Menurut Daniel (46) untuk menjadi sebuah bonsai sempurna membutuhkan proses yang panjang karena semakin besar tanaman bonsai maka semakin lama prosesnya. Perlu diketahui bahwa ukuran bonsai beraneka ragam yakni small, medium, large dan extra large.
Selain daratan Flores, komunitas ini juga bekerjasama dengan seluruh komunitas pecinta bonsai yang ada di Indonesia mulai dari Kupang, Yogya, Jakarta, Bali, dan lainnya
“Ada satu hal positif yang kami dapat dari berbonsai ini adalah melatih kesabaran. Pupuk yang paling mujarab untuk bonsai adalah sabar,” ujar Daniel.
Di akhir wawancara Daniel berpesan kepada kaum muda untuk menggeluti hobi positif salah satunya adalah dengan berbonsai. Hal ini guna meminimalisir terjadinya tindak kriminalitas maupun penyakit sosial lainnya.
(Avilla Riwu/Redaksi)