wrapper

Breaking News

Wednesday, 15 Dec 2021

Bubuk Jahe Instan Hasil Kreativitas SMAN 2 Langke Rembong

Ditulis Oleh 
Rate this item
(1 Vote)
Istimewa

--------------------

INBISNIS.ID, RUTENG - Tuntutan dalam Kurikulum 2013 (K13), Pendidikan prakarya dan kewirausahaan diajarkan kepada semua siswa SMA, MA, dan SMK. Pemberian materi ini, antara lain, tentunya untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan siswa dalam mengembangkan potensi dirinya.

Sebagai wujud implementasi dari pembelajaran tersebut, kreatifitas wirausaha pelajar di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 (SMAN 2) Langke Rembong, patut diacungi jempol. Para pelajar tersebut berhasil memproduksi bubuk jahe instan. Kini, produknya merambah pasaran dan memiliki nilai ekonomis.

Kepala Sekolah SMAN 2 Langke Rembong, Tarsisius Jayagoni saat diwawancarai media ini, sekolah mesti menciptakan produk-produk inovasi.
Menurutnya, Jahe mentah kerap dipasarkan ke luar daerah. Karena itu, pihaknya akan membeli dari petani, kemudian diolah menjadi produk jahe instan.

“Orientasi ke depan sekolah harus punya lahan jahe sendiri. Kebetulan area sekolah sangat luas. Kita memanfaatkan lahan kosong di sekolah nanti untuk menanam jahe,” tuturnya.
Dirinya menargetkan, bubuk jahe instan SMAN 2 Langke Rembong akan dipasarkan di apotek, caffe, toko, dan tempat jualan lainnya.
Bagi dia, program wirausaha ini berdampak positif bagi siswanya.

“Mereka sudah menunjukan life skill atau kecakapan hidup melalui keterampilan wirausaha ini. Artinya setelah tamat dari sini, mereka kembali ke masyarakat dan meniru apa yang mereka sudah lakukan di sekolah,” pungkasnya.

Di SMAN 2 Langke Rembong, mata pelajaran pendidikan kewirausahaan dikembangkan karena banyak siswa sekolah ini berasal dari keluarga miskin.
Dikatakannya, sekolah kemudian membekali siswa dengan keterampilan membuat jahe instan menjadi beragam produk kerajinan sekaligus mengajarkan siswa dan cara menjualnya.

Tarsisius, mengatakan, pendidikan kewirausahaan bukan sekadar siswa bisa berdagang. Justru siswa harus mampu mengembangkan inovasi dan kreativitas agar mampu mengembangkan produk yang tak ada di pasaran yang bisa menguntungkan.

Sementara itu, Dwi Anis Setyowati guru bidang studi Prakarya dan kewirausahaan mengatakan mengelola jahe secara nabati, sebab bahan bakunya berjenis tumbuhan.
Setyowati menjelaskan,proses pengolahan produk jahe instan dimulai dari pengupasan kulit, dicuci, diiris kecil-kecil, hingga diblender.

“Perbandingannya satu berbanding satu, jahenya satu kilogram, gula pasir juga 1 kg, airnya 1 liter kemudian disaring setelah diblender, dan ampasnya dibuang kemudian dimasukkan gula pasir, dipanaskan di wajan sampai airnya menguap menjadi tepung,” ujarnya.

Selah menjadi tepung, kata dia, bahan jahe akan ditumbuk atau menggunakan blender kering hingga halus. Bila sudah halus, langsung dikemas dalam bungkusan.
Setyowati bilang meskipun dirintis sejak bulan lalu, mereka telah menghasilkan ratusan kemasan jahe instan dengan harga Rp.30.000 per bungkus.

“Ke depan, kami berkomitmen untuk memproduksi dengan jumlah yang banyak dengan harga 30.000 per bungkus dengan ukuran 10 gram,” ujarnya.

Diketahui, Bupati Manggarai, Herybertus G.L. Nabit, S.E.,M.A, membuka secara resmi Bimtek Literasi dan Peluncuran Produk Kesehatan Bubuk Jahe Instan hasil karya Komunitas SMAN 2 Langke Rembong, Senin (13/12/2021).

(Hendratias Iren/Redaksi)

Dibaca 340 Kali

INBISNIS dibangun dalam rangka mendukung dunia usaha dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa Indonesia dan seluruh warga dunia.

Ikuti Kami