Diketahui beberapa lokasi perumahan di Makassar, baik kompleks perumahan BTN atau Perumnas selalu menjadi langganan banjir dari air bah.
Yusran Tarfin SE, yang tinggal di BTN Minasa Upa blok N9/35 mengaku rumahnya terendam setinggi lutut sampai closet WC pun tidak nampak.
"Mau BAB pun sangat sangat sulit, sebab hampir semua di kompleks tersebut terendam banjir."
Banjir di BTN Minasa Upa yang dipadati lebih dari 1.000 rumah terjadi setiap tahun, kalau hujan turun 3 atau 4 hari masing-masing warga yang berdampak, mengungsi sendiri ke rumah sanak saudara. Bahkan Pemerintah kota (Pemkot) seakan lepas tangan, tutur karyawan swasta tersebut.
Prof Dr Moh Syafar MS Guru besar FKM UH yang tinggal di belakang Kodam XIV Hasanuddin, mengaku sulit di kompleks ini mencegah banjir bila musim hujan.
Dengan di apit dua aliran sungai yang melingkar dan lokasinya sangat rendah, Semua air bah di depan Kodam pasti mengalir ke pemukiman ini, Syukurlah umumnya rumah di sini berlantai dua, tetapi tetap menyusahkan kita bila air masuk setinggi lutut di lantai dasar.
Diketahui sejumlah area pemukiman di Makassar sudah jadi langganan banjir seperti BTN Antara yang tempatnya lebih rendah dari Jl Perintis Kemedekaan, Perumnas, Perumahan Ujungpandang Baru,dan yang lainnya.
Namun gagasan Walikota Makassar Ir Danny Ramdhan Pamanto, ditanggapi sinis beberapa nitizen.
DR Dr Hawaidah Made AliCH SpKJ menulis di akun facebooknya,"Tidak semua warga mampu membangun rumahnya bertingkat dua."
Dr Baedah Majid SpMK Dosen FKUH menulis dengan sinis " Nanti Walikota yang bangunkan kita semua rumah bertingkat dua. Dia asal ngomong saja.
"Kayak tong uangnya yang dipakai bangun ciih" tulis Vian Gustav di facebook pada tanggal 10/12.
Untuk mengatasi masalah banjir di Makassar tidaklah serumit Jakarta yang dialiri 13 DAS dari Jawa Barat.
DAS di Makassar hanya dua yakni Sungai Tallo dan Sungai Jeneberang, papar seorang tokoh masyarakat kepada INBISNIS.ID, Senin 13/12.
"Ada kanal sepanjang 27 km yang dibangun era Presiden Soeharto dan beberapa waduk alamiah yang bisa di revitalisasi. Seperti di depan Bapelkes waduk alamiah sangat luas, dekat RSUD Daya. Tinggal membangun waduk baru menambah Waduk yang sudah dibangun sejak dua tahun lalu, tegas Prof Dr A Syamsu Kamaruddin MSi Guru Besar UNM Makassar kepada INBISNIS.ID.
Mantan Rektor UVRI itu sangat prihatin, di Jl Mapala, Jl Raya Pendidikan dan Jl A.P Petta Rani yang ada di sekitar kampus Phinisi UNM setiap hujan air bisa setinggi lutut di jalanan. Selalu menganggu perkuliahan karena jalanan tidak bisa dilewati.
Bagi Andi Anshar Tippang SE pensiunan Kantor Gubernur mengakui banyak drainase tidak berfungsi dan Kanal yang dibangun Pak Harto baru sekali dikeruk.
Di BTN Hartako Indah dulu selalu kebanjiran, tapi begitu Walikota Ir Arief Sirajuddin MS memperlebar dan memperdalam drainase, tidak pernah lagi kebanjiran.
(A Rivai Pakki/Redaksi)