Diketahui, Sekolah CIS berdiri pada tahun 2013, yang dimana di dalamnya memiliki jenjang sendiri diantaranya ada jenjang PAUD, TK, dan SD, SMP, SMK. Dari masing-masing jenjang tersebut ada satu kelas.
Hal diatas disampaikan langsung oleh bagian Operasional sekolah CIS, I Gede Bramandita, yang juga merupakan kepala SMP CIS, dikantor Sekolah CIS pada Jumat (11/02/22).
Ia menjelaskan, ditahun 2014 mendirikan SMP, dan setelah itu berlanjut tahun 2021 mendirikan SMK CIS. Sekolah ini bertujuan untuk memberikan pilihan layanan bagi masyarakat khususnya di daerah Dalung.
"Jadi kita sekolah swasta yang memang ingin memberikan pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat, disamping itu memang sudah ada beberapa pilihan sekolah, namun kita disini buat konsep satu atap dari jenjang PAUD, TK, SD, SMP, hingga SMK," imbuh Gede Bramandita.
I Gede Bramandita, mengatakan selain fokus utama dibidang pendidikan, sekolah CIS juga konsentrasi di bidang Kesehatan.
"Jadi dilingkungan sekolah kita ini mungkin satu-satunya yang punya klinik sendiri, jadi yayasan punya dua bidang usaha Pendidikan dan kesehatan, jadi satu area. Anak-anak pun kita programkan cek kesehatan secara berkala, pemeriksaan gigi, tumbuh kembang, dan sebagainya," kata Gede Bramandita.
Selain itu, Kepala SMK CIS I Putu Yogi Pratama, mengatakan SMK ini ada 2 program yaitu Pariwisata (perhotelan dan jasa boga atau tata boga) dan Teknologi (multimedia).
"Untuk kompetensi tamatannya kalau dari perhotelan bisa menjadi front office atau di house keeping, kalau jasa boga bisa kerja di FB Service, FB produknya, jadi Chef atau waiters, kemudian di Multimedia kompetensi tamatannya bisa jadi videografer, fotografer, dan juga desainer grafis," jelas Yogi Pratama.
Yogi berharap, meskipun situasi saat ini sedang tidak kondusif di masa pandemi, pihaknya tidak takut untuk prospek anak didiknya.
"Selain siswa belajar tentang softskill dibidangnya, kita juga pelajari tentang kewirausahaan yang akan menjadi backup plan ketika setelah tamat dan belum langsung mendapatkan pekerjaan," jelas Yogi Pratama.
Lebih lanjut, Yogi Pratama, menjelaskan di Multimedia ini yang paling tren, jadi anak-anak bisa membuat kreativitas, bisa buat vidio, gambar, animasi.
"Jadi memasuki abad ke-21 ini makin kearah teknologi semua, dan juga sekarang lagi ngetren yang namanya NFT (non-fungible token), jadi siswa tinggal mengembangkan kreativitasnya, dan mempelajari media untuk membuat produk, kita arahkan untuk aware dengan lingkungan sekitar salah satunya NFT tadi," tutup Yogi Pratama.
(Dionisius Harum/Redaksi)