Liang Bua kini menjadi salah satu andalan dari setiap wisatawan yang hendak berkunjung ke Manggarai.
Ketika dilihat dari morfologinya Liang bua ini memiliki ciri sebagai hunian pada masa prasejarah. Hal tersebut dilihat dari ukuran gua yang dalam, atap yang tinggi serta lantai gua yang luas dan relatif datar. Di dalam gua juga terdapat ruangan kecil yang merupakan ruang tidur para penghuninya.
Sejak dilakukan penelitian oleh Theodore Verhoven pada tahun 1965 yang merupakan pastor Belanda, dia menemukan gua liang bua dan dia yakin bahwa di dalam gua tersebut ada penghuninya. Setelah mengetahui letak gua liang buah Pastor Theodore melakukan penggalian, dari hasil penggalian tersebut dia menemukan berbagai alat modern yaitu Kendi, beliung dan periuk yang berasal dari tanah.
Setelah menemukan benda hasil peninggalan tersebut kemudian dia menginformasikan hasil temuannya kepada penelitian Arkeolog Nasional ( Pusat Arkenas) pada tahun 1978 sampai 1989, dan berlanjut dengan penelitian kerjasama antara Puslit Arkenas dengan Universitas New England dan Universitas Wollongong Australia. Dari hasil penelitian dari para tim tersebut yang paling spektakuler yaitu pada tanggal 06 September 2003, dimana para peneliti menemukan fosil manusia purba homo florensi.
Penemuan manusia purba ini sangat menggemparkan dunia arkeolog baik nasional maupun internasional dan cukup mengundang kontroversi. Kerangkanya ditemukan pada lapisan pleostosen akhir di kedalaman 5,9 m.
Pada lapisan tersebut mereka menemukan berbagai tulang manusia dan tulang binatang lainnya antara lain : tulang gaja, tulang komodo, tulang manusia purba, burung bango raksasa yang tingginya1 meter 70, dengan tulang tikus besar. Sedangkan tinggi manusia purbanya 1 meter 6 senti.
Penggalian terakhir pada tahun 2019 dan menemukan dua kerangka kemungkinan hasil temuan pada 2019 tersebut adalah manusia modern, karena covid sehingga penelitian tersebut belum bisa dilanjutkan. Untuk sementara penemuan dari hasil penelitian tersebut, manusia purbanya ada 6, dan dari 6 manusia purba tersebut ada satu yang masih sangat utuh. Setelah Covid menghilang akan dilanjutkan lagi penelitiannya.
"Semua bukti penemuan tulang tersebut ada di Museum. Mesum merupakan tempat penyimpanan dari setiap contoh penemuan manusia purba dari Gua Liang buah.
Liang bua sekarang sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan walaupun hanya wisatawan lokal. Dengan uang masuk hanya 5 ribu rupiah bagi para pengunjung, gua ini juga sudah memiliki tempat parkir sendiri untuk para pengunjung yang datang. Dengan fasilitas yang sudah semakin memadai, Gua Liang Bua ini sangat cocok untuk menjadikan tempat pariwisata internasional di Manggarai.
(Flaviana Righamon/SBN)