"Kami buka dari pagi sampai pagi, dengan penjaga yang bergantian, karena banyak sopir-sopir yang singgah minum kopi dan jagung" kata Mama Cummi salah seorang penjual jagung rebus di daerah tersebut yang rata-rata buka 24 jam.
Seperti warung penjual jagung rebus lainnya disini kita dapat menikmati jagung rebus yang masih panas, baik jagung pulut maupun jagung manis yang punya rasa khas tersendiri karena disajikan bersama Lombok (cabai) yang ditumbuk campur garam dengan perasan jeruk purut sehingga menambah sensasi saat kita menikmatinya bersama dengan segelas kopi.
Pengunjung di warung-warung ini, bukan hanya sopir antar kota akan tetapi para penumpang juga singgah untuk melepas lelah sambil menikmati jagung rebus dan makanan lainnya, sehingga para pelaku bisnis kuliner disini tetap ramai meskipun situasi saat ini, Pandemi Covid-19 belum juga berakhir.
"Selama Pandemi sampai saat ini, penjualan kami tidak terlalu turun, rata-rata pembeli tiap hari kami masih bisa kumpulkan 800 ribu rupiah hingga 1 juta rupiah sehari" kata Mama Cummi.
Dikatakan pula bahwa sejak memulai buka warung disini sekitar 10 tahun yang lalu hingga kini terus mengalami peningkatan penjualan, selain karena tempat yang strategis, juga karena Mama Cummi di bantu empat orang karyawan yang ramah dan tetap mengutamakan kepuasan pelanggannya.
(Paillin Paulus/SBN)