wrapper

Breaking News

Saturday, 06 Nov 2021

Ini Tujuan Plan Indonesia Laksanakan Workshop Desa Model Pencegahan Stunting di Nagekeo

Ditulis Oleh 
Rate this item
(1 Vote)
Plan Indonesia Lakukan Workshop Pencegahan Stunting di Kabupaten Nagekeo, NTT

--------------------

INBISNIS.ID, NAGEKEO - Yayasan Plan Indonesia melaksanakan Workshop Desa Model Pencegahan Stunting di kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Umumnya stunting adalah sebuah kondisi dimana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan tubuhnya lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya. Kondisi tersebut biasanya dipicu oleh faktor utamanya adalah akibat kekurangan nutrisi. 

Workshop desa Model Pencegahan Stunting menyasar pada 4 desa dampingan yayasan Plan Indonesia, di kabupaten Nagekeo, NTT. 

4 desa tersebut tersebar di 2 wilayah kecamatan yakni terdapat 2 desa di wilayah Kecamatan Aesesa Selatan (Desa Rendu Wawo dan Desa Wajomara) dan 2 desa lainnya di wilayah Kecamatan Keotengah (Desa Koto Wuji Timur dan Desa Lewa Ngera). 

Workshop Desa Model Pencegahan Stunting diselenggarakan di Aula Hotel Pepita, Danga, Kecamatan Aesesa, Jumat (05/11/2021). 

Yayasan Plan Indonesia, Nagekeo melalui stafnya, Siprianus Rahas ketika dimintai keterangan terkait kegiatan tersebut, mengungkapkan bahwa Workshop Desa Model Pencegahan Stunting bertujuan untuk melakukan koordinasi dan membangun sinergitas terkait upaya pencegahan stunting di wilayah desa dampingan Plan Indonesia. 

"Kegiatan kita hari ini lebih pada upaya Mapping untuk menyatukan persepsi dari setiap stakeholder di Kabupaten dalam rangka Pencegahan stunting, sehingga saat kita kegiatan di desa OPD-OPD yang ada dengan program Kerjanya masing-masing, kita sama-sama sinergi desa,” ujarnya. 

Sebanyak 24 desa dampingan Plan Indonesia di Kabupaten Nagekeo, Namun terkait penanganan Stunting Plan Indonesia Fokus Mendampingi 4 desa. 

Prioritas Plan Indonesia mendampingi 4 desa tersebut karena berdasarkan penyebaran data  stunting di kabupaten Nagekeo, 4 desa (2 desa diwilayah kecamatan Keotengah dan 2 desa wilayah Kecamatan Aesesa Selatan) memegang rekor tertinggi kasus stunting di Kabupaten Nagekeo. 

"Program kita bukan hanya satu tahun saja, tetapi untuk jangka panjang. sebenarnya untuk mencegah (stunting) selain itu untuk menangani kasus yang sedang terjadi," paparnya. 

"Mencegah dalam arti supaya tidak terjadi stunting, melalui berbagai intervensi, baik kelompok remajanya, Orangtuanya, kemudian usia sekolah, juga kelompok perlindungan perempuan dan anak" ujarnya lebih lanjut. 

"Kelompok remaja nanti akan menjadi target kita lebih lanjut untuk menjadi model desa Pencegahan stunting di Kabupaten Nagekeo,” tegas Siprianus. 

Ia berharap berharap ada dukungan yang kuat dari pemerintah daerah Kabupaten Nagekeo melalui instansi-instansi pemerintah terkait, agar mampu bersinergi dan berkolaborasi melalui aneka kegiatan dalam upaya Pencegahan stunting di Kabupaten Nagekeo.

(Petrus Fua Betu Tenda/Redaksi)

Dibaca 317 Kali

INBISNIS dibangun dalam rangka mendukung dunia usaha dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa Indonesia dan seluruh warga dunia.

Ikuti Kami