Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kapolsek Borong, melalui Bripka Syahruddin, bersama SMAN 3 Borong, dan Komunitas Kasih Insanis (KKI).
Delegasi dari Polsek Borong, Bripka Syahruddin mengatakan sebanyak 10 keluarga yang dikunjungi. Semuanya di seputaran wilayah kecamatan Borong Manggarai Timur.
Yang terdiri dari tiga Desa yakni Desa Golo Kantar, Bangka Kantar dan Desa Nanga Labang. Sebagai buah tangan, 10 kg beras dibagikan untuk keluarga yang dikunjungi tersebut.
"ODGJ dari desa Bangka Kantar sebanyak 2 orang dan 1 orang penyandang disabilitas, desa Golo Kantar, 1 orang janda, 1 orang lansia dan ODGJ 1 orang, 1 orang disabilitas. Sedangkan di Desa Nanga Labang dua orang disabilitas," jelasnya.
10 kg beras yang disalurkan itu merupakan beras bantuan dari KAPOLRI. Kebetulan Polsek Borong mendapat jatah 2.5 ton. Hingga hari ini, semuanya sudah dibagikan, ungkap Bripka Syahruddin kepada media ini saat ditemui di lokasi kunjungan tersebut.
Ia menambahkan melihat kondisi ekonomi dari keluarga yang dikunjungi itu, semuanya masuk dalam kategori layak untuk mendapatkan bantuan tersebut. Walaupun dalam jumlah yang tidak banyak, silaturahmi untuk mempererat tali persaudaraan antara Polri dan masyarakat.
"Melalui kegiatan seperti ini, perlahan akan mengikat tali persaudaraan semakin erat," ungkapnya Bripka Syahruddin
Dari kegiatan tersebut, tutur Bripka Syahruddin pihaknya sangat terharu melihat kondisi keluarga yang dikunjungi tersebut.
"Pengalaman yang luar biasa. Perdana selama berprofesi sebagai anggota Polri. Semoga diberi kesehatan sehingga mempunyai kesempatan untuk bertemu kembali. Berbagi kasih. Lebih tepat dan menjadi pilihan kita sebagai makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Apapun dan seberapapun bukan menjadi tolak ukur. Ketulusan dan keikhlasan menjadi landasan dari apa yang dilakukan akan lebih bernilai", ungkapnya
Dengan civitas SMAN 3 Borong mau berkolaborasi dengan Polsek Borong, kata Bripka Syahruddin pihaknya sangat berterima kasih. Kolaborasi ini harapannya tidak pupus. Sehingga misi kemanusiaan ini terus berjalan.
"SMAN 3 Borong luar biasa. Mereka hebat. Gebrakannya sungguh menggugah untuk selalu berbuat baik," pungkasnya
Sementara kepala SMAN 3 Borong, Konstantinus Everson Rada, S.Psi, mengatakan pihaknya melibatkan langsung peserta didik dalam kegiatan tersebut merupakan tahap pembentukan kecerdasan sosial dan emosional.
"Dengan hal sederhana ini, mereka akan terbiasa dan terpanggil untuk peduli terhadap sesama", ungkap Soni, sapaan akrab Kepsek SMAN 3 Borong itu.
Ia menjelaskan, program perundungan selama kurang lebih satu bulan lamanya siswa dan siswi SMAN 3 Borong diberi pelatihan.
Teori dan pengetahuan yang didapat selama pelatihan menjadi bekal mereka saat turun lapangan. Sehingga untuk mengimbangi teori yang didapat selama pelatihan tersebut siswa/i diarahkan untuk menyentuh langsung. Sejatinya, program perundungan penekanannya lebih kepada bagaimana menghindari perilaku sosial dengan mengucilkan sesama karena kondisi fisik bisa juga karena ekonomi keluarga.
ODGJ sering menjadi korban perundungan. Hal itu dibuktikan dengan realitas dimana mereka selalu dikucilkan. Itu wajar, namun hal-hal seperti itu mestinya dihilangkan. Sebab dengan kita mengucilkan mereka, luka batin mereka bertambah. Dengan kita hadir di kediaman mereka, mengajak mereka untuk bercerita adalah bagian dari fisioterapi. Apalagi siswa-siswi yang terlibat dalam kegiatan tersebut diarahkan untuk menggunting kuku dan mencukur rambut dari saudara kita penderita ODGJ.
"Pengalaman berharga yang tentu sulit mereka lupa. Saya yakin, dengan cara-cara sederhana ini akan bisa membuat mereka berubah," ungkap Soni.
(Hendratias Iren/Redaksi)