Pernyataan tersebut dikemukakan Bupati Nagekeo, ketika berkesempatan membuka workshop Desa Model Pencegahan Stunting di Kabupaten Nagekeo yang digelar Yayasan Plan Indonesia, bertempat di Aula hotel Pepita, Danga, Kecamatan Aesesa, Jumat (05/11/2021).
"Kultur kita, bagaimana menantu kita yang masuk di rumah, kita sudah kasih belis dia, tapi kalau dia hamil, dia masih menyusui. Barangkali masih kita kebiasaan kalau tinggal di rumah Mertua, mau makan harus tunggu orang tua dalam rumah makan dulu," ungkap Bupati Don.
"Catat ini, para kepala wilayah, Bupati, Camat, Kepala desa, Tugas kita Kultur ini kita rubah. Ajak rubah cara pandangnya. Tidak ada yang pemali. Kultur yang membuat generasi kita yang akan datang ini Stunting, ini Tugas," ucap Bupati Nagekeo dengan tegas.
Bupati Johanes Don Bosco Do menekankan bahwa, dalam upaya Pencegahan stunting, point penting yang mesti diperhatikan adalah pada masa 1000 hari pertama kehidupan.
Proses penanganan yang keliru pada 1000 hari pertama kehidupan sangat berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
Bupati Nagekeo menegaskan Kepada para Camat dan Kepala Desa agar memperhatikan secara baik masa pertumbuhan ibu dan anak selama 1000 hari pertama kehidupan untuk, mencegah stunting.
"Pemimpin itu dibekali dengan kewenagan mengatur manusia, uang sama rata, supaya ini (stunting) tidak terjadi," ungkap Bupati Don.
"Ini dosa pemimpin, kita tidak urus 1000 hari pertama kehidupan" imbuh Bupati Nagekeo, yang dikutip INBISNIS.ID, Jumat (05/11) siang, dalam kegiatan pembukaan workshop Desa Model Pencegahan Stunting di Kabupaten Nagekeo.
(Petrus Fua Betu Tenda/Redaksi)