Alumnus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yogyakarta tahun 2019 ini memilih pulang kampung untuk mengembangkan diri. Menurut tuturannya, peluang kerja sesuai disiplin ilmu kesehatan yang ia geluti di tanah Jawa tidak memberinya peluang maksimal di tanah kelahirannya, Lembata. Karena itu, ia memutar setir untuk berbisnis online.
Awal mula ia berbisnis karena melihat kebutuhan masyarakat di Desa. Misalnya, soal kebutuhan akan sayur-sayuran. Ia bahkan belajar berbisnis mulai dengan menjual sayur secara online juga buah-buahan seperti jeruk.
“Dulu saya jual sayur secara online, saya posting di facebook dan ketika dipesan pelanggan, maka saya akan mengantarnya kepada yang sudah memesan,” ungkapnya ketika ditemui di Mahal, Rabu (3/11).
Bukan hanya sayur-sayuran, ia juga membaca peluang ketika Covid-19 melanda Indonesia. Salah satu barang dagangan yang ia sediakan yakni android yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak sekolah untuk mengikuti kegiatan belajar-mengajar secara daring.
“Saat covid-19, pendapatan saya lumayan bagus karena banyak pelanggan yang membeli android. Saya membaca peluang itu untuk melayani pelanggan,” sambung Lukas Lake yang juga sebagai Kepala Dusun II di Desa Mahal.
Bukan hanya android, ia juga menjual Handphone Nokia Senter yang juga sangat diminati oleh orang-orangtua. Ada juga barang-barang jualan lainnya yakni berbisnis batu merah, lemari kayu, dan pakaian.
Pendapatan Dua Juta Per Bulan
Salah satu cita-cita prioritas dalam berbisnis yakni mendapatkan penghasilan. Lukas Lake, selama kurang lebih dua tahun ini sudah menemukan jawaban soal pendapatan. Menurut pengakuannya, pendapatan yang ia peroleh per bulan bisa mencapai dua juta rupiah. Namun, menurutnya, dalam berbisnis, penghasilan itu tidak tetap. Intinya bahwa ada rasa bahagia dan punya penghasilan sendiri.
“Ya, bisa sampai dua juta lebih, kalau turun sekitar satu juta per bulan. Tapi intinya bahwa saya sudah bisa dapat penghasilan dari kerja saya melayani pelanggan,” pungkasnya di sela-sela aktivitasnya dalam berbisnis.
(Antonius Rian/Redaksi)