Hal itu disampaikan bupati Don dalam sambutanya, ketika membuka kegiatan Kursus Mahir Dasar (KHD) Pembina Pramuka Penggalang Kwartir Cabang Nagekeo, Senin (22/11/2021). 

"Kita juga korban modernisasi produk kapitalis. Makan dalam kemasan, plastiknya berserakan di jalan. Pelaku terbanyak anak sekolah," ungkap Bupati Don.

"Saya berharap pelatihan ini masuk sekolah, merubah perilaku menangani sampah," harapnya.

Bupati Nagekeo memberikan catatan penting terkait keberadaan dan peran pramuka dalam pembangunan daerah teristimewa sikap tanggap pramuka terhadap isu lingkungan. 

"Saat ini masuk awal musim hujan. Isu lingkungan penting untuk kita perhatikan," ungkapnya. 

"Saya minta para pendamping, kegiatan di luar ruangan harus ada kegiatan lingkungan. Kontak Dinas Lingkungan Hidup. Cek ada tanaman apa, tanam di mana. Mulai di sekolah-sekolah dulu lah. Untuk menggerakkan kepedulian, sekolah dalam kota menjadi pemicu," imbau Bupati Don. 

Kepada peserta pelatihan Bupati Don berharap pelatihan tersebut dapat memberikan manfaat dan ditindak lanjuti, sehingga tidak terkesan sekedar menghamburkan uang rakyat Nagekeo. 

"Ini diwujudnyatakan dalam pelatihan ini. Supaya ada sesuatu yang jelas dan berbekas dari uang rakyat yang kita pakai," tegas Bupati Don. 

Kegiatan Pelatihan Kursus Mahir Dasar (KMD)  Pembina Pramuka Penggalang Tingkat Kabupaten Nagekeo  diselenggarakan Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Pora) Kabupaten Nagekeo, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Peserta pelatihan adalah para Pembina Pramuka Penggalang sebanyak 20 orang dari 20 sekolah tingkat SMP (gugus depan penggalang).

(Petrus Fua Betu Tenda/Redaksi)